Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan modal asing yang masuk ke pasar finansial dalam negeri dari Januari hingga awal Mei 2017 mencapai Rp106 triliun, atau meningkat dibandingkan periode sama 2016 yang sebesar Rp75 triliun.
Menurut Agus, di Jakarta, Jumat, derasnya modal asing tersebut akan menjadi salah satu faktor pendorong kembali terjadinya surplus pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2017.
"Balance of Payment (Neraca Pembayaran Indonesia/NPI) menunjukkan kondisi yang positif walaupun tidak setinggi yang tahun 2016," kata dia di Kompleks Perkantoran BI.
Modal asing yang masuk dihitung sebagai neraca modal dan finansial dalam NPI. Selain neraca modal dan finansial, dalam NPI terdapat neraca transaksi berjalan, serta cadangan devisa.
Pada Jumat sore ini, BI dijadwalkan akan mengumumkan kondisi NPI untuk kurun Januari-Maret 2017.
Agus menambahkan, meningkatnya jumlah modal asing yang masuk juga menggambarkan semakin percayanya investor asing terhadap perbaikan kondisi ekonomi domestik.
"Kita melihat dana masuk ke indonesia untuk membeli Surat Berharga Negara atau masuk di pasar modal dan lainnya, sampai dengan minggu kemarin itu. Dari 1 januari sampai minggu kemarin angkanya besar," ujar dia.
Meskipun aliran pendanaan dari eksternal cukup baik, kata Agus, dinamika ekonomi global tetap perlu diwaspadai. Dua hal sumber dinamika ekonomi global saat ini yang perlu diwaspadai adalah rencana kenaikan bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve pada Juni 2017 mendatang dan kebijakan ekonomi dan politik Presiden AS Donald Trump.
Selain itu, rencana penurunan neraca atau "Balance Sheet" Bank Sentral AS The Federal Reserve juga, kata Agus, perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan pengetatan pasokan likuiditas.
"The Federal Reserve sudah menyampaikan akan menurunkan "Balance Sheet" sebesar 4,5 triliun dolar AS. Tapi itu akan diturunkan secara bertahap dan dapat diprediksi," ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017