Jambi (ANTARA News) - Sebanyak seribu buah lampion diterbangkan di komplek situs Percandian Muarojambi, Provinsi Jambi menjelang detik-detik perayaan Waisak 2561BE/2017, Kamis dini hari.
Pelepasan lampion berbagai warna itu dilakukan tepatnya di pelataran Candi Gumpung yang merupakan bangunan candi utama yang terdapat di situs percandian terbesar di Indonesia itu.
Sebelum diterbangkan ke udara tepat pukul 02.30 WIB, umat Buddha memanjatkan doa untuk keselamatan agar bangsa Indonesia semakin maju dan dihindarkan dari segala konflik horizontal demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonsia (NKRI).
Gubernur Jambi Zumi Zola yang datang pada malam puncak perayaan Waisak itu juga turut menerbangkan lampion bersama umat Buddha yang hadir dari berbagai daerah di Provinsi Jambi.
Pengunjung dari berbagai daerah yang datang menyaksikan juga diberi satu lampion secara gratis untuk diterbangkan bersama ke udara.
"Semoga dalam perayaan Waisak tahun ini diberikan ketenteraman dan kenyamanan antarumat beragama," kata Ching, salah satu umat Buddha yang datang ke kompleks percandian Muarojambi untuk melaksanakan ibadah.
Ia mengatakan, menerbangkan lampion menjadi simbol mengirim doa agar diberi keberkahan dalam setiap menjalankan aktivitasnya.
Sementara pengunjung yang datang tampak ber-swafoto dengan latar cahaya pendar merah lampion.
Setelah menerbangkan lampion, umat Buddha melanjutkan dengan meditasi sebagai ritual dalam menyambut detik-detik Waisak yang dimulai tepat pukul 03.30 WIB.
Kompleks Percandian Muarojambi yang merupakan situs percandian terluas di Indonesia itu pada beberapa abad silam adalah kampus atau pusat pendidikan ajaran Buddha.
Kawasan percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah dipugar dan dilestarikan secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017