Brasilia (ANTARA News) - Penyelidikan terhadap Petrobas, yang diberi nama Operasi Lava Jato menarik perhatian media dan warga Brasil pada Rabu (10/5), saat mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva diperiksa oleh Hakim Sergio Moro.

Pada pukul 14.00 waktu setempat, pemeriksaan terhadap Lula di Pengadilan Federal Curitiba, Ibu Kota Negara Bagian Parana, dan Moro berusaha memperoleh jawaban atas dakwaan korupsi dan pencucian uang terhdap politikus kharismatik tersebut.

Setibanya di pengadilan, Lula menerima sambutan dari banyak pendukungnya, yang ditahan dalam jarak 150 meter dari gedung itu.

Ribuan pegiat dari Partai Pekerja (PT), pimpinan Lula, Serikat Pekerja Sentral (CUT) dan yang lain telah berkumpul untuk mendukung mantan pemimpin Brazil tersebut dan mencela apa yang mereka pandang sebagai persekongkolan terhadap dia, kata Xinhua. Pengganti Lula dan temannya, mantan presiden Dilma Rousseff, juga menyampaikan kesiapan untuk mendukung Lula.

Satu kelompok lebih kecil pemrotes, yang mendukung kehadiran Lula di pengadilan, juga menyampaikan suara mereka.

Dalam pemeriksaan itu, Moro menanyai Lula selama sekitar tiga jam, sebelum menyerahkan saksi kepada jaksa penuntut umum federal dan kemudian memungkinkan tim pembela untuk mengajukan pertanyaan.

Pada Rabu pagi, Mahkamah Agung Brasil menolak satu petisi dari tim pembela Lula untuk menunda kesaksiannya.

Pengacara Lula menyatakan mereka tak memiliki cukup waktu untuk mengkaji semua dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut dan meminta waktu 90 hari untuk menganalisisnya. Mereka menyatakan telah menerima sebanyak 5.000 dokumen, dengan seluruh jumlah 100.000 halaman, selama dua pekan belakangan.

Lula dituduh menerima suap sebesar 3,7 juta reais (1,15 juta dolar AS) dari perusahaan pembangunan OAS, dalam bentuk apartemen tiga-lantai di Guaruja, kota pelancongan di Pantai Sao Paulo.

Kalau ia dinyatakan bersalah dan hukuman dijatuhkan oleh pengadilan tinggi, Lula akan secara otomatis dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan umum 2018. Beberapa jajak pendapat memperlihatkan ia adalah calon yang mendapat banyak dukungan dari pemilih Brasil.

Masih pada Rabu, Hakim Mahkamah Agung Marco Aurelio de Mello mengatakan saat ini tak ada alasan untuk menahan Lula.

Ketika berbicara selama pemeriksaan Lula, Mello mengatakan kasus Lula belum berakhir tapi, untuk sementara, "tak perlu menghentikan perintah alamiah proses pengadilan".

Tak ada tanggal yang ditetapkan buat Moro untuk memutuskan kasus Lula tapi proses itu diperkirakan memerlukan waktu beberapa pekan.

(Uu.C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017