Jakarta (ANTARA News) - Pasar farmasi nasional yang diperkirakan mulai membaik pada tahun ini membuat PT Indofarma Tbk memproyeksikan pertumbuhan rata-rata penjualannya senilai 20 persen hingga 2011. "Proyeksi pertumbuhan pasar farmasi nasional mulai dari 2007 hingga 2011 diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 12 persen. Dari pertumbuhan pasar farmasi nasional tersebut perseroan memperkirkan pertumbuhan rata-rata penjualannya sebesar 20 persen selama periode tersebut," kata Direktur Utama (Dirut) Indofarma, Syamsul Arifin, dalam paparan publik di Jakarta, Selasa. Menurut dia, seiring dengan pertumbuhan penjualan tersebut, perseroan memperkirakan peningkatan laba yang indikatornya ditandai dengan peningkatan imbal hasil terhadap ekuitas (Return of Equity/ROE) dan imbal hasil terhadap aset (Return of Asset/ROA) minimal 10 persen dan 18 persen. "Sehingga, diharapkan laba bersih per saham (EPS) tumbuh rata-rata 35 persen," katanya. Syamsul mengatakan, total nilai pasar farmasi nasional pada 2006 mencapai Rp23,174 triliun dan pada 2007 diperkirakan naik 11 persen menjadi Rp25,72 triliun. "Pasar farmasi Indonesia tetap merupakan pasar farmasi terbesar di ASEAN yaitu mencapai 6 miliar dolar AS. Konsumsi per kapita masih relatif rendah yaitu hanya 8,9 miliar dolar AS. Dengan jumlah penduduk 238,5 juta jiwa, maka Indonesia tetap memiliki potensi pasar yang menjanjikan di masa mendatang," katanya. Dia menambahkan, pada 2007 perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp1,33 triliun, laba sebelum pajak ditargetkan tumbuh 70 persen dibandingkan 2006, sedangkan belanja modal (Capex) 2007 sebesar Rp40 miliar yang sebagian besar diperuntukan untuk renovasi pabrik. Syamsul mengatakan menyongsong pasar farmasi ASEAN, perseroan tengah intensif mencari mitra strategis yang akan masuk anak perusahaan (Indofarma Global Medika). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007