Havana, Kuba (ANTARA News) - Kuba bisa menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan kapal pesiar, penerbangan dan perhotelan Amerika Serikat seiring dengan semakin meningkatnya kunjungan turis ke sana, yang diperkirakan meningkat sampai tujuh kali lipat sampai 2025 mendatang.
Menurut laporan Boston Consulting Group (BCG), Rabu, jumlah kunjungan turis diprediksi akan meningkat sampai dua juta orang dibanding 285.000 sepanjang 2016 lalu.
Mengingat masih buruknya infrastruktur di bidang pariwisata, maka kondisi tersebut akan banyak peluang bisnis bagi perusahaan Amerika Serikat, meski mereka harus menyesuaikan diri dengan sistem ekonomi terpusat di Kuba.
Kunjungan warga Amerika Serikat ke Kuba --sangat dekat dari Florida-- mulai memperlihatkan peningkatan, meski pada tingkat yang masih sangat rendah, terutama sejak dua tahun terakhir setelah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memperlonggar aturan perjalanan ke Kuba.
"Kenyataannya, perjalanan dari AS ke Kuba baru pada tahapan awal dan semua masih belajar bagaimana mengaturnya," tulis laporan tersebut.
"Keberhasilan, terutama dari pihak Kuba, akan membutuhkan upaya dan pendekatan yang tidak biasa dan sering dengan cara kuno."
Tapi BCG tidak menyinggung kemungkinan terjadinya ketidak pastian setelah terpilihnya Donald Trump menggantikan Obama, yang pernah mengancam akan meninjau kembali hubungan kedua negara.
Pemerintah Kuba berencana melipatgandakan kapasitas hotel sampai 2030 melalui proyek kerja sama dengan mitra asing.
Sejauh ini, Starwood adalah satu-satunya jaringan perusahaan hotel AS yang beroperasi di Kuba.
Menanamkan pola pikir perhotelan kepada pekerja pariwisata yang sebagian besar adalah pemerintah yang rata-rata berpenghasilan rendah, bukanlah sebuah perkara mudah.
Sementara itu, juga ada peluang bagi perusahaan kapal pesiar AS untuk beroperasi di Kuba.
Hampir dua pertiga dari 500 turis AS yang disurvei, memilih perjalanan ke Kuba.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017