"Koreksi harga komoditas yang mulai mereda membuat ekspektasi pertambahan likuiditas dolar AS di dalam negeri sehingga fluktuasi rupiah dapat terjaga," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Rabu (10/5) pagi ini menguat 0,81 persen ke posisi 46,25 dolar AS per barel, dan Brent crude menguat 0,66 persen ke level 49,05 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa level cadangan devisa yang tinggi, juga membuat pergerakan mata uang rupiah relatif stabil sehingga akan menahan dan mencegah depresiasi yang berlebih di tengah naiknya harapan kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) pada Juni 2017.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2017 sebesar 123,2 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2017 lalu yang sebesar 121,8 miliar dolar AS.
Kendati demikian, menurut dia, ketidakpastian politik domestik yang masih terasa oleh sebagian pelaku pasar dapat membuka potensi pelemahan bagi mata uang rupiah semakin terbuka.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia serta adanya antisipasi dari Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi dimana menjaga stabilitas harga di daerah turut memberikan tambahan sentimen positif pada laju rupiah.
"Adanya pembalikan arah pada mata uang rupiah memberikan harapan akan adanya penguatan lanjutan terhadap dolar AS," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017