Jakarta (ANTARA News) - Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dijadwalkan berkunjung ke Indonesia, pada September 2007 serangkaian kunjungan kerjanya ke Australia. "Kunjungan tersebut bertujuan mempererat hubungan bilateral dengan dengan Indonesia, terutama dalam bidang pertahanan," ungkap Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Marsekal Muda Slamet Prihatino di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, salah satu agenda yang akan dibicarakan dalam kunjungan ke Indonesia adalah realisasi kredit negara (state credit) yang diberikan Rusia kepada Indonesaia senilai satu miliar dolar AS, untuk mendukung pembangunan pertahanan RI. Slamet mengemukakan, pemerintah Rusia sudah menyerahkan rancangan nota kesepahaman (MoU) penyaluran kredit negara senilai satu miliar dolar AS. Dalam rancangan nota kesepahaman itu, lanjut dia, dilampirkan 13 item yang ditawarkan kepada Indonesia, salah satunya fasilitas produk sistem senjata antitank buatan Rusia "METIS" serta melakukan transfer teknologi. "Terkait penawaran itu, kita masih lihat dulu kemungkinannya. Apa saja yang kita butuhkan dari 13 item yang ditawarkan itu," kata Slamet. Untuk saat ini, Indonesia masih berpatokan pada daftar belanja (shopping list) yang telah diajukan sebelumnya, seperti helikopter Mi-17 untuk TNI Angkatan Darat, dua kapal selam jenis `Kilo` untuk TNI Angkatan Laut dan dua pesawat tempur Sukhoi untuk TNI Angkatan Udara. "Kini rancangan itu tengah di bahas di Departemen Keuangan (Depkeu) untuk dipelajari lebih rinci. Diharapkan seluruh pembahasan selesai dilakukan dan disepakati pada Agustus 2007, sebelum Presiden Putin berkunjung ke Indonesia," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007