Pekanbaru (ANTARA News) - Pelaksana Harian Kepala Rumah Tahanan Kelas II B Pekanbaru, Azhar, mengungkapkan bahwa sebanyak 200 tahanan belum terdata atau di"entry" dalam "database" sebelum kejadian kaburnya 448 tahanan Jumat (5/5).
"Masalah kita kesulitannya sebelum kejadian ada 200 berkas yang belum dientry ke database. Jadi kini kita usaha pergi ke tiap-tiap kamar, catat nama teman tahanan yang tidak ada," kata Plh Rutan Sialang Bungkuk, Azhar di Pekanbaru, Selasa.
Hal itu dikatakannya menanggapi kritikan tidak adanya data tahanan oleh pihak rutan. Hal ini dinilai menyulitkan kepolisian untuk mengejar dan menangkap tahanan yang kabur sehingga hanya mengandalkan insting reserse.
Untuk mendata kembali tahanan itu, Rutan mengaku menanyakan setiap kamar siapa kawannya yang kosong. Tapi kendalanya juga ketika ditanya banyak yang memberi tahu nama panggilan saja seperti ican, udin, atau nama pendek lainnya.
Dia mengungkapkan bahwa 200 tahanan belum terdata itu adalah yang masuk sebulan terakhir. Menurut dia dalam satu minggu terakhir tinggi sekali dan ada 50 tahanan minimal dari Polda Riau maupun Kepolisian Resor Pekanbaru.
"Itu yang didaftarkan bukan namanya saja, tapi umur, dan lain-lainnya. Satu orang butuh satu jam dientry datanya, satu hari paling bisa sepuluh. Kesimpulannya yang belum sempat dimasukkan, terpaksa merunut dari kamar ke kamar, setelah dapat itu dimasukkan lagi ke databasenya," ungkapnya
Data itupun bisa langsung dicetak tapi tahanan yang telah kabur tak bisa lagi ada fotonya karena belum diambil gambar dan data sebelum kejadian kabur. Oleh karena itulah empat hari ini belum bisa ada data tahanan yang kabur.
"Empat hari ini memang belum bisa, kita bukannya menghambat," imbuhnya.
Diinformasikannya bahwa jumlah tahanan Selasa ini jumlah tahanan yang ada sejumlah 1.313 orang. Dari 448 yang kabur telah tertangkap 307 dan masih berkeliaran 141 orang.
"Kita mengimbau yang punya keluarga, bujuk mereka untuk kembali jalani hukuman. Dijamin kepada keluarga yang datang dan itu sudah terlihat tidak ada kekerasan apapun kepada yang menyerahkan diri," ujar dia.
Pewarta: Bayu Agustari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017