Pontianak (ANTARA News) - Ditengah hujan mengguyur, tiga karyawan PT Alas Kesuma di Kumpai, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, tewas disambar petir, Senin petang, ketika mereka sedang berteduh di pos penjagaan milik perusahaan itu. Ketiga korban tewas yang tubuhnya hangus oleh petir itu adalah Hasan (35), Ahmad (40), dan Projo (45). Menurut saksi mata bernama Rudy, kejadian itu bermula beberapa saat setelah hujan lebat mengguyur, ketika petir tiba-tiba menyambar pos penjagaan, tempat ketiga karyawan itu berteduh. Akibat sambaran petir, tubuh ketiganya terbakar dan saat ditemukan pakaian dan kulit mereka mengelupas. Masyarakat yang mengetahui adanya peristiwa itu, mencoba memberikan pertolongan, namun tidak dapat berbuat banyak karena ketiganya telah meninggal dunia. Kepala Kepolisian Sektor Sungai Raya, Inspektur Satu (Pol) Iwan Setiawan, mengatakan, saat ini ketiga korban tewas telah divisum oleh tim dokter dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soedarso. Ketiganya sudah dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Menurut Iwan, petir yang menghantam pondok tersebut diduga terlebih dahulu menyambar minyak solar yang ada di pos itu. Sehingga ketika petir tersebut menyambar minyak, menimbulkan ledakan dan semburan api yang cukup kuat. Sementara Humas PT Alas Kusuma, Marhan, menyatakan tidak mengetahui secara pasti mengenai kejadian itu. Ia memperkirakan tempat penampungan minyak yang ada di pos tersebut itu mengandung logam metalik yang bisa memancing petir. Menurut ia, meninggalnya ketiga karyawan mereka tersebut, bisa dikatakan sebagai kecelakan kerja. Sehingga manajemen perusahaan akan bertanggung jawab dengan memberikan santunan yang besarnya masih belum diketahui secara pasti. "Meskipun kita ketahui mereka telah memiliki asuransi, dari perusahaan juga akan memberikan santunan," ujarnya. Ketiga karyawan yang meninggal rata-rata mempunyai masa bekerja di atas tiga tahun, sehingga sangat wajar apabila pihak perusahaan memberikan santunan yang lebih kepada keluarga yang ditinggalkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007