Singapura (ANTARA News) - Shell Global Solutions (GS), unit usaha Shell Group, meluncurkan Program Manajemen Energi dan Karbon yang bertujuan meningkatkan efisiensi pemakaian energi sekaligus mengurangi emisi karbon (CO2) di negara-negara Asia Pasifik.
"Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi kenaikan 50 persen kebutuhan energi dunia selama 30 tahun pertama abad ini dan dampak dari kenaikan itu adalah masalah emisi karbon. Karena itu, kemampuan mengelola CO2 merupakan prioritas bagi pembangunan di masa depan," kata Presiden Shell Technology India, Bob Frith, di Singapura, Senin, saat peluncuran program tersebut.
Menurut Frith, Shell sebagai perusahaan energi multinasional telah melakukan sejumlah pengembangan teknologi dan mitigasi CO2, guna meningkatkan kemampuan perusahaan asal Inggris-Belanda ini mengelola emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan bisnisnya.
Salah satu program manajemen energi yang telah dilakukan Shell beberapa tahun lalu adalah meningkatkan efisiensi kilang minyak dan industri kimia di sejumlah negara.
Sebagai contoh, program efisiensi energi di kilang gas alam cair (LNG) milik Malaysia LNG. Produsen LNG itu berhasil meningkatkan produksi hingga 1 persen dan menekan pengeluaran belanja modal setelah menerapkan program tersebut, kata Frith.
Dikatakannya, program efisiensi energi dan pengurangan emisi itu juga dilakukan di fasilitas pabrik dan kilang milik Shell serta di industri manufaktur dan pemrosesan. Salah satunya, kawasan industri kimia Deer Park di Texas, Amerika Serikat, pada 2004 berhasil menurunkan konsumsi energi sebesar 2,1 persen, sehingga mampu menekan kadar pengeluaran emisi setara dengan 90.000 ton CO2.
"Kami melihat bahwa penghematan dalam program efisiensi energi dihasilkan melalui aplikasi praktek, teknologi dan ekonomi secara efektif. Menangkap karbondioksida berarti harus disimpan. Ini memang mendatangkan biaya. Namun, ada langkah untuk melakukan daur ulang karbondioksida. Sebagai contoh, kilang Shell Pernis di Belanda menangkap CO2 yang dihasilkannya dan memberikan kepada pihak ketiga yang kemudian mendaur-ulang bagi kebutuhan hortikultura," kata Frith.
Menurut Kepala Manajemen Energi dan Karbon Shell Global Solutions Asia Pasifik, Oscar Piepers, hingga saat ini pihaknya telah menerapkan 30 proyek efisiensi energi di seluruh bisnis global Shell dengan sedikit atau tanpa pengeluaran biaya modal.
Program manajemen energi yang diterapkan di kilang minyak Pulau Bukom, Singapura, menghasilkan penghematan pemakaian energi sebesar 2 persen. Pada akhir program total penghematan yang dihasilkan mencapai 13 juta dolar AS per tahun, katanya.
"Kami juga mempunyai sejumlah proyek bekerjasama dengan klien non-Shell, sehingga kami dapat membantu mengimplementasikan program itu bagi sektor industri lainnya seperti industri konstruksi," kata Oscar Piepers.
Shell Global Solutions merupakan unit bisnis Shell Group yang bergerak dalam riset dan pengembangan teknologi bidang energi. Staf GS di seluruh dunia kini mencapai hampir 5.000 orang dan untuk regional Asia Pasifik berkedudukan di Kuala Lumpur. (*)
Copyright © ANTARA 2007