Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan 54 perusahaan terkemuka China datang ke Indonesia dan berencana menggelar pameran pada 24-27 Mei 2007 untuk menjajaki kerjasama investasi dan perdagangan dengan para pengusaha di Indonesia. Direktur Badan Promosi Perdagangan Internasional China (CCPIT), Liang Haiguang, pada jumpa pers di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya membawa 54 perusahaan terkemuka di China untuk lebih mengenal pasar di Indonesia. "Sebanyak 54 perusahaan dari 13 propinsi dan kota di China datang ke Indonesia untuk menjajaki pasar dan kerjasama dengan pengusaha di Indonesia dan berharap dapat investasi dalam berbagai macam bentuk," ujarnya. Ia mengakui selama ini sudah banyak produk menufaktur China yang masuk ke berbagai tempat di Indonesia. Namun kali ini pihaknya ingin menampilkan produk canggih dengan teknologi mutakhir dari industri besar di negara tersebut. "Beberapa produk mereka sudah cukup dikenal di Indonesia, seperti (mobil) Chery QQ dan Great Wall," kata Liang dalam penjelasannya mengenai "China Machinery & Electronics Trade Exhibition". Bahkan ada perusahaan manufaktur otomotif China, Foton, telah melakukan usaha patungan dengan pengusaha Indonesia untuk membangun perakitan truk di Indonesia, Namun ia tidak mengetahui berapa jumlah investasinya. "Indonesia merupakan negara yang penting bagi China baik dalam kerangka ASEAN maupun bilateral," katanya. Volume Perdagangan Indonesia dan China, lanjut dia, dalam beberapa tahun terus meningkat dan pada 2006 mencapai sekitar 19 miliar dolar AS atau naik 13,5 persen dibandingkan dengan 2005, dengan surplus pada pihak Indonesia. Menurut Sekretaris Kedua Kedubes China di Indonesia, Tao Hua, pada 2006, ekspor China ke Indonesia mencapai sekitar 9,4 miliar dolar AS, sedangkan impor dari Indonesia sekitar 9,9 miliar dolar AS. Pada 2010 kedua negara menargetkan volume perdagangan mereka bisa mencapai 30 miliar dolar AS. Sementara itu, total investasi China di Indonesia berdasarkan persetujuan pada 2001 sampai Agustus 2006, kata Liang, mencapai 600 juta dolar yang terdiri dari 310 proyek. Lebih jauh Liang mengatakan produk China mencapai titik kompetitif pasca China memasuki pasar terbuka. Menurut dia, daya saing China yang tinggi karena produktifitas tenaga kerja di negara itu juga lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. "Dari total produksi yang kami lakukan, rata-rata hanya sekitar satu persen tingkat kegagalannya, dan 99 persen produk yang dihasilkan sudah bagus," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007