Jakarta (ANTARA) - Menteri Negara (Meneg) BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan mengatasi permasalahan BUMN dengan akumulasi keuangan "merah" alias merugi pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu kasusnya dan tidak dapat main pukul rata. "Sesuai prinsip GCG, kita harus lihat dulu kasusnya, apa sebab dia merugi. Baru kemudian kita putuskan jalan keluar terbaik untuk BUMN tersebut," kata Sofyan di Jakarta, Selasa. Menurut dia, BUMN rugi harus menjadi salah satu fokus perhatian agar tidak terus-menerus membebani keuangan negara. Dikatakannya penyelesaian BUMN rugi dapat dilakukan dengan berbagai cara, setelah mempelajari kasusnya, di antaranya dengan penggabungan BUMN dengan bisnis inti serupa atau dibubarkan bila memang tidak bisa lagi terselamatkan supaya tidak membebani keuangan negara. Hingga kini tercatat setidaknya masih ada 20 BUMN yang akumulasi keuangannya merugi. Selain penyelesaian BUMN rugi, Meneg BUMN juga mengagendakan untuk segera memantapkan pelaksanaan "go public", restrukturisasi, dan "rightsizing". Agenda yang juga akan segera diselesaikan adalah RDI/SLA dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS). Kementerian Negara BUMN juga akan menata dan mengoptimalisasi pendayagunaan aset BUMN. (*)
Copyright © ANTARA 2007