Saya akan bekerja untuk menciptakan kembali tautan antara Eropa dan rakyat, antara Eropa dan warga negara
Paris (ANTARA News) - Emmanuel Macron terpilih sebagai presiden Prancis, Minggu waktu setempat, setelah mengalahkan Marine Le Pen, nasionalis kanan ekstrem yang mengancam mengeluarkan Prancis dari Uni Eropa.
Macron akan menjadi pemimpin paling muda di Prancis sejak era Napoleon Bonaparte. Bankir investasi berusia 39 tahun itu pernah dua tahun menjadi menteri luar negeri era Presiden Francois Hollande.
Setelah menang pada putaran pertama dua pekan lalu, Macron dituduh sudah berlaku seolah sudah menjadi presiden. Minggu malam waktu Prancis, ketika kemenangan sudah dipastikan, dia menjadi lebih yakin lagi.
"Saya tahu perpecahan dalam bangsa kita, yang membuat sebagian kita memilih jalur esktrem. Saya menghormati mereka," kata Macron dalam pidato di markas besarnya yang disiarkan televisi nasional.
"Saya tahu kemarahan, kecemasan, keraguan yang juga telah diekspresikan oleh begitu banyak orang. Adalah tanggung jawab saya untuk mendengarkan mereka. Saya akan bekerja untuk menciptakan kembali tautan antara Eropa dan rakyat, antara Eropa dan warga negara."
Presiden Francois Hollande yang membawa Macron ke dunia politik, menyebut kemenangan itu memastikan bahwa mayoritas rakyat Prancis ingin bersatu di bawah nilai-nilai Republik Prancis dan menunjukkan keterikatan rakyat Prancis kepada Uni Eropa.
Jean-Claude Juncker, presiden Komisi Eropa, berkata kepada Macron: "Saya senang gagasan-gagasan Anda mempertahankan Eropa yang kuat dan progresif yang melindungi semua warga negaranya, akan tetap di sana pada masa kepresidenan Anda."
Kepada Kanselir Jeman Angela Merkel, Macron berjanji memperkuat hubuanngan Prancis-Jerman dan segera mengunjungi Berlin. Sedangkan Presiden China Xi Jinping akan mendorong hubungan China-Prancis ke level lebih tinggi. Demikian pula Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang juga menyelamati Macron.
Trump sendiri menyelamati Macron dengan menyebut "kemenangan besar" telah diperoleh Macron, sementara Le Pen (48) menyampaikan selamat kepada Macron, tetapi mennyeru "semua patriot bangsa bersatu di belakang kami."
Baca juga: (Ucapan selamat mengalir kepada Macron)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017