Batam (ANTARA News) - Manajemen Bandar Udara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, mengaku masih kesulitan mengembangkan penerbangan internasional, sebab hampir semua maskapai memilih Bandara Changi Singapura.
"Hingga saat ini hampir semua penerbangan internasional melalui Changi Singapura, makanya Hang Nadim sangat minim penerbangan internasional," kata General Manager Operasional Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Minggu.
Selain posisi Changi dan Hang Nadim berdekatan, menurut Suwarso, Singapura memang sangat kuat dalam pengaruh penerbangan sehingga mampu menjadi penghubung utama penerbangan seluruh dunia.
"Sebenarnya banyak aspek yang harus diperhatikan bila ingin mengembangkan penerbangan internasional di Hang Nadim. Semua pihak harus duduk bersama membicarakan hal ini," kata dia.
Penerbangan internasional yang dilayani Hang Nadim Batam saat ini hanyalah rute Batam-Kualalumpur yang dilayani oleh maskapai Malindo Air. Selain itu penerbangan kargo tujuan Singapura.
"Peran pemerintah sangat dibutuhkan jika Indonesia termasuk Hang Nadim ingin menjadi hub (penghubung) penerbangan internasional. Ini tidak bisa dilakukan Hang Nadim sendiri," kata Suwarso.
Saat ini setiap hari Hang Nadim melayani sekitar 144 kali penerbangan dengan hampir semua tujuan domestik. Beda dengan Singapura yang melayani sekitar 1.400 kali penerbangan perhari yang hampir semua tujuan internasional.
Salah satu cara yang dilakukan BP Batam selaku pemilik Hang Nadim ialah menggandeng pengelola asing agar juga bisa membawa penerbangan dsari negara asal ke Batam.
"BP Batam tengah menjajaki kerjasama dengan Mitsui dari Jepang. Perusahaan tersebut tertarik untuk mengembangkan Hang Nadim termasuk menjadikan penghubung internasional," kata Suwarso.
Dengan cara tersebut Suwarso berharap akan banyak penerbangan internasional melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Pewarta: Larno
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017