Washington (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross, Sabtu, mengatakan ancaman tindakan balasan perdagangan dari pejabat Kanada "tidak pantas" dan tidak akan mempengaruhi penentuan kewajiban impor AS atas kayu lunak Kanada.
"Kami terus percaya bahwa negosisi penyelesaian diambil berdasarkan kepentingan terbaik semua pihak dan kami siap untuk mengupayakan itu, "kata Ross dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan.
Pada Jumat, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pemerintahnya akan mempelajari apakah akan menghentikan perusahaan Amerika Serikat mengirimkan batu bara termal dari pelabuhan di provinsi British Columbia dalam menanggapi kewajiban impor kayu itu.
Kanada juga sedang mempertimbangkan bea masuk ekspor dari Oregon seperti wine, bahan lantai dan kayu lapis, kata sumber yang dekat dengan masalah ini kepada Reuters, mengutip peran yang dimainkan oleh Senator Ron Wyden, seorang anggota Partai Demokrat Oregon, dalam menekan tarif kayu.
Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagang terbesar keduanya, Kanada, telah memburuk sejak Departemen Perdagangan pada akhir April memberlakukan kewajiban anti-subsidi awal rata-rata 20 persen untuk impor kayu lunak Kanada.
Perselisihan yang telah berlangsung lama itu berpusat pada tuduhan pabrik kayu Amerika Serikat bahwa pesaingnya dari Kanada yang lebih murah diuntungkan oleh subsidi pemerintah yang tidak adil karena kebanyakan kayu Kanada tumbuh di lahan publik
Ross mengatakan dalam pernyataannya pada Sabtu bahwa keputusan Departemen Perdagangan "didasarkan pada fakta yang disajikan, bukan atas pertimbangan politis. "
"Ancaman tindakan balas dendam tidak pantas dan tidak akan mempengaruhi penentuan akhir, "Ross menambahkan.
Departemen Perdagangan masih perlu menyelesaikan temuan anti subsidi dan kewajiban akhir juga harus ditegaskan oleh Komisi Perdagangan Luar Negeri Amerika Serikat yang independen sebelum bisa diberlakukan selama lima tahun.
Ross mengatakan jika ada pejabat Kanada yang ingin memberikan informasi tambahan dalam kasus ini, departemen tersebut "akan mempertimbangkan dengan hati-hati dan tidak memihak." Demikian laporan Reuters.
(Uu.G003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017