Sembalun, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Pelari Indonesia Fandhi Achmad menjadi juara kategori 100 kilometer di ajang lomba lari lintas alam Rinjani 100 tahun 2017 di Nusa Tenggara Barat meski gagal melebihi catatan waktu tempuh tercepat tahun 2016.
Dalam lomba yang berlangsung di Sembalun, Lombok Timur, Minggu, Fandhi mencapai garis finis setelah berlari 33 jam 11 menit 55 detik, masih di bawah rekor pelari Norwegia Jan Nilsen dengan catatan waktu 26 jam 35 menit.
"Target saya sebenarnya melampaui rekor Nilsen, tetapi saya H-1 masih sakit. Bahkan ketika siang hari sebelum lomba saya masih diare, masih lemas. Jadi targetnya saya ubah, yang penting bisa finis," kata Fandhi usai lomba.
Pria Jakarta berusia 34 tahun itu mengalahkan 38 peserta lain dari berbagai negara termasuk Malaysia, Singapura, Prancis, Inggris dan Jepang.
Di belakang Fandhi, ada pelari asal China Dongxi Tang dengan catatan waktu 33 jam 53 menit 25 detik, yang disusul oleh Emmanuel Abadie asal Prancis di tempat ketiga dengan torehan 34 jam 37 menit 38 detik.
Fandhi bukan pelari lintas alam pemula. Dia datang ke Rinjani 100 dengan gelar juara Gede Pangrango 100 Ultra nomor 100 kilometer tahun 2014 dan 2016.
Dia juga pernah ikut lomba lari lintas alam tingkat dunia Ultra-Trail du Mont-Blanc (UTMB) di Eropa tahun 2015 dan sukses menempuh jarak 170 kilometer dalam 40 jam 45 menit 40 detik.
Usai mengikuti Rinjani 100, Fandhi dijadwalkan kembali berkompetisi di UTMB pada Agustus 2017, bukan lagi di nomor 170 kilometer, tetapi di kategori 300 kilometer yang dikenal dengan Petite Trotte a Leon (PTL).
"Dengan catatan-catatan itu, Fandhi memang sudah kami perkirakan akan juara di Rinjani 100," kata Race Official Rinjani 100 I Nyoman Suka Ada.
Lomba lari lintas alam internasional Rinjani 100 yang diikuti oleh 502 peserta dari 28 negara, termasuk Indonesia, berlangsung mulai Jumat (5/5) sampai Minggu (7/5).
Ajang lomba lari melewati puncak Gunung Rinjani itu mempertandingkan empat kategori yaitu 27 kilometer, 36 kilometer, 60 kilometer dan 100 kilometer.
Kategori 100 kilometer, yang merupakan kategori utama, dimulai sejak Jumat (5/5) di Senaru, pukul 23.30 WITA, di mana peserta melalui jalur meliputi menyusuri tepian Segara Anakan dari lereng Senaru ke puncak Gunung Rinjani dan finis di Sembalun.
Penyelenggara memberikan batas waktu 36 jam bagi peserta untuk menyelesaikan lari 100 kilometer ini.
Total puncak tanjakan yang harus dilewati pelari nomor 100 kilometer adalah 9,16 kilometer.
Peserta juga menghadapi kondisi alam dengan kontur medan berbeda-beda dan cuaca yang dingin juga lembab.
Namun, sambil berlari mereka mendapat "bonus" pemandangan indah Rinjani.
"Sepanjang pengalaman saya, jalur Rinjani ini masih yang terbaik untuk lari lintas alam di Indonesia," kata Fandhi.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017