"Target kami tahun ini ada 18 sekolah yang bisa kami bina dan bekerjasama dengan kami untuk mengampanyekan bahaya rokok. Saat ini sudah ada delapan sekolah yang kami bina di wilayah kerja kami," kata Kepala Puskesmas Baamang II, dr Yunita Ristianti, di Sampit, Sabtu.
Hingga saat ini masih banyak warga yang merokok di sembarang tempat tanpa memperdulikan dampaknya bagi orang di sekitarnya.
Padahal, asap rokok tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan orang yang merokok, tetapi justru berakibat lebih parah bagi perokok pasif atau orang lain yang tidak sengaja menghirup asap rokok itu.
Puskesmas Baamang Unit II memang terkenal sangat getol dalam mengampanyekan bahaya asap rokok dan aktivitas merokok. Tidak hanya di sekolah, mereka juga melakukan sosialisasi di kantor kecamatan dan tempat umum.
Sekolah-sekolah yang mereka bina dijadikan percontohan dalam penerapan kawasan tanpa asap rokok. Langkah itu diharapkan diikuti sekolah lainnya, serta perkantoran pemerintah yang sudah seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.
Di kawasan tanpa asap rokok, siapapun dilarang merokok, tanpa memandang status. Jika ada yang melanggar, sudah sewajarnya jika disepakati ada sanksi yang harus diberikan.
Pewarta: Norjani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017