Reaktor tersebut, salah satu dari empat yang dibangun di pembangkit Barakah senilai 20 miliar dolar AS di sebelah barat Abu Dhabi oleh konsorsium yang dipimpin Korea Electric Power Corp. (KEPCO) itu, sebelumnya dijawalkan akan mulai beroperasi tahun ini.
Namun, regulator nuklir UEA masih meninjau pengajuan izin operasi yang diserahkan pada Maret 2015, kata Emirates Nuclear Energy Corp. (ENEC), seperti dikutip AFP.
Penundaan itu ditujukan "untuk memastikan waktu yang cukup bagi penilaian internasional dan pemenuhan standar keamanan industri nuklir, serta sebagai penguatan kecakapan operasional bagi pegawai pembangkit," katanya.
ENEC mengatakan jadwal yang baru tersebut merefleksikan "pelajaran yang dipetik" dari masalah di reaktor No.3 di New Gori Korea Selatan. Pembangkit Barakah berbasis pada teknologi yang sama.(mu) 
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017