Kota Gaza (ANTARA News) - Menteri dalam negeri Hani al Qawasmeh, Senin, mengajukan permohonan pengunduran diri dari pemerintah persatuan Palestina di tengah-tengah sengketa menyangkut penguasaan keamanan setelah aksi kekerasan antarfaksi dalam dua bulan belakangan ini. "Saya menegaskan bahwa perdana menteri (Ismail Haniya) menyetujui pengunduran diri saya ," kata Menteri Informasi Mustafa Barghuti kepada AFP. Seorang jurubicata kantor Haniya mengatakan Qawasneh, anggota independen kabinet itu yang memikul satu tanggungjawab bear keamanan, mengundurkan diri menyangkut masalah penggelaran pasukan keamanan pekan lalu dan karena satu permintaan wewenang lebih besar tidak disetujui. "Ia meminta wewenang lebih luas tapi tidak dikabulkan. Ia tidak diberitahu tentang penggelaran personil keamanan pekan lalu itu dan karena itu mengapa ia mengundurkan diri," kata Ghazi Hamad. Para pejabat di kementerian dalam negeri tidak bisa segera dihubungi untuk diminta komentar mengenai alasan-alasan bagi pengunduran diri Qawasmeh, yang terjadi tepat tiga bulan setelah pertama kali ia berusaha mengundurkan diri melalui satu permohonan yang ditolak oleh Haniya. "Qawasmeh mengajukan permohonan pengunduran diri dan ia sama sekali tidak bekerja lagi," kata seorang pejabat kementerian dalam negeri menegaskan dalam satu pernyataan singkat. Ia adalah menteri pertama mengundurkan diri sejak pemerintah baru dilantik Maret menyusul tercapainya kesepakatan pembagian kekuasaan yang berusaha untuk mengakhiri perang berdarah antar faksi-faksi Hamas dan Fatah, dan pencabutan sanksi-sanksi Barat. Deputi PM Azzam al Ahmed mengemukakan kepada AFP bahwa Haniya , anggota koalisi senior dari Hamas, akan mengambil alih portofolio kementerian dalam negeri sampai pengganti tetap ditemukan. Qawasmeh mengundurkan diri setelah perang antarfaksi Palestina menewaskan enam orang dan menyebabkan 30 lainnya cedera dalam aksi kekerasan terburuk yang melanda Jalur Gaza. Pekan lalu, Qawasmeh, bersama dengan partai politik Hamas yang dipimpin Haniya menuduh penggelaran ratusan personil keamanan di Jalur Gaza dalam apa yang dinyatakan sebagai atu dirancang sebagai awal dari satu pelopor penindakan keamana baru yang tegas. Rencana keamanan.. yang disetujui pemerintah 14 April dalam keputusan penting pertamanya , berusaha untuk memulihkan ketertiban di masyakarat yang kacau, meningkatkan penggelaran pasukan keamanan dan menyatukan pasukan keamanan yang bertikai di bawah satu payung . Qawasmeh Selasa lalu meninggalkan satu pertemuan dengan Haniya dan komandan keamanan Rashid Aby Shbak agaknya mengeluh menyangkut tidak adanya koordinasi menyusul penggelarnn pasukan kemanan awal hari itu. Ia sama sekali tidak dikenal di kalangan politik sebelum pemerinth mengangkatnya 17 Maret. Kendatipun janji-janji yang berulangkali, badan keamanan tidak mampu menegakkan hukum dan ketertiban di Kota Gaza.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007