Sembalun (ANTARA News) - Sebanyak 502 peserta siap mengikuti kejuaraan lari lintas alam mendaki Gunung Rinjani, Rinjani 100, kata Race Director Rinjani 100 Rudi Rohmansyah.
"Peserta berasal 28 negara, termasuk Indonesia. Sebenarnya yang daftar hampir 1.000-an orang, tetapi yang lainnya tidak lolos kualifikasi syarat," ujar Rudi di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Rinjani 100 tahun 2017 mempertandingkan empat kategori yaitu 27 kilometer, 36 kilometer, 60 kilometer dan 100 kilometer.
Nomor 36 kilometer menjadi nomor yang paling diminati dan diikuti 271 peserta. Lalu kategori 60 kilometer dikuti 110 peserta, 27 kilometer 82 peserta dan 100 kilometer 39 peserta.
"Untuk pemula banyak ikut di 36 kilometer. Di 60 kilometer itu peserta yang sudah sering lari lintas alam, tetapi menganggap 100 kilometer terlalu jauh," kata Rudi.
Rinjani 100 sendiri menyediakan tantangan yang berbeda-beda di setiap kategori. Untuk 27 kilometer, pelari harus melewati total ketinggian 1,7 km dengan batas waktu ("cut off time"/COT) sembilan jam. Di 36 kilometer, peserta total melewati ketinggian 2,76 kilometer dengan COT 15 jam.
Di kategori 60 kilometer, total ada 5,32 kilometer ketinggian yang mesti ditaklukkan dalam waktu maksimal 20 jam, termasuk melewati puncak Rinjani. Terakhir, di nomor paling ekstrem 100 kilometer, total peserta lari menanjak setinggi 9,16 kilometer dalam batas waktu 36 jam, meliputi puncak Rinjani dan lereng Senaru (Senaru Rim).
"Kalau waktu finish lebih dar COT, dianggap tidak menyelesaikan lomba," tutur Rudi.
Rudi melanjutkan, para pemenang kompetisi Rinjani 100 tidak menerima hadiah dalam bentuk uang tunai yang besar. Menurut dia, para peserta Rinjani 100 memperoleh kebangaan bisa mengikuti lomba.
Selain itu, para penyelesai tantangan (finisher) berhak atas poin yang dapat digunakan untuk mengikuti Ultra-Trail du Mont-Blanc di Eropa.
Salah satu peserta, Muhammad Ridwan mengaku antusias dalam mengikuti Rinjani 100. Sebagai debutan di kompetisi itu, pria asal Makassar ini memilih untuk ikut di 60 kilometer.
"Saya rutin berlatih Gunung Bawakaraeng dan yakin bisa finish. Sebelumnya saya juga ikut di Bromo Tengger Semeru Ultra 100, bisa finish di kategori 70 kilometer," kata Ridwan.
Pengamanan
Rudi menegaskan, pihaknya menyediakan fasilitas yang menjamin keamanan dan kesehatan para peserta Rinjani 100. Hal ini penting karena lomba dilakukan mulai malam hari, Jumat (5/5).
"Ada dua sisi pengamanan, pertama dari kebencanaan yang terkait dengan kontur alam dan kedua, untuk mencegah singgungan dengan masyarakat setempat," ujar dia.
Untuk kebencanaan, Rudi melanjutkan, mereka dibantu oleh Korps Sukarela PMI yang berjaga di titik-titik rawan. Kemudian ada dua dokter pengawas di Sembalun dan pusat lomba.
Lalu ada tim SAR, ada panitia dari masyarakat lokal yang bisa membantu untuk evakuasi. Semuanya disokong oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyediakan tenda dan fasilitas lengkap.
Selanjutnya, ada pula pihak kepolisian yang melakukan pengamanan di titik-titik rawan persinggungan dengan masyarakat.
"Total ada 50 personel polisi, 14 korps sukarela, lima tim expert di puncak gunung, dokter dua orang dan sisanya 50 orang adalah pemuda dari masyarakat setempat," kata Rudi.
Agar tak tersesat, peserta juga diberikan penunjuk jalan berupa tanda (marking) yang menyala dalam gelap, ditempatkan di persimpangan.
"Kami pun menyediakan rute yang bisa diunduh oleh peserta dan ditempatkan di jam tangan GPS. Ada juga rute yang bisa dilihat dari aplikasi dan dapat diakses secara offline, dalam keadaan tanpa sinyal internet," tutur Rudi.
Adapun start Rinjani 100 untuk kategori 60 kilometer dan 100 kilometer mulai pukul 23.30 WITA, Jumat (5/5) di Senaru. Di waktu yang sama, juga start 36 kilometer di Sembalun. Sementara untuk kategori 27 kilometer start pukul 05.00 WIB, Sabtu (6/5) di Sembalun.
Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017