Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp13.318, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.308 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston, di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa pejabat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang masih optimistis terhadap perekonomiannya mendorong dolar AS terapresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia.
"Para pejabat The Fed dalam pertemuan FOMC dini hari tadi menyimpulkan perekonomian AS saat ini dalam kondisi positif, namun tetap mempertahankan bunga acuan di level 0,75 hingga 1 persen seperti perkiraan pelaku pasar," katanya.
Ia menambahkan bahwa pernyataan pejabat The Fed itu diartikan pasar akan ada kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan-pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada tahun ini.
"Pertemuan FOMC terdekat pada pertengahan Juni nanti," katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk. Rully Nova mengatakan bahwa pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul masih cukup kuatnya harapan positif dari pertumbuhan ekonmi nasional pada kuartal pertama 2017.
"Potensi rupiah berbalik arah ke area positif masih terbuka apabila pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Kuartal I meningkat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.330 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 3/5) Rp13.297 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017