Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan melakukan evaluasi tentang harga beras secara keseluruhan pada Juni, karena diperkirakan bulan depan itu merupakan akhir masa panen raya, kata Menko Perekonomian Boediono. "Jadi sedang kita hitung sekarang dengan jumlah impor beras yang sudah kita putuskan, yang 1,5 juta ton itu, nanti kita akan evaluasi situasi beras secara keseluruhan pada Juni nanti karena Juni kan bulan terakhir panen," kata Boediono di Jakarta, Senin. Dia menegaskan pihaknya juga tidak menginginkan kekhawatiran Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa harga beras yang tinggi sekarang akan menjadi angka patokan baru, akan terealisasi. "Panen kan masih jalan. Kita harapkan tentunya (harga-red) akan kembali ke tingkat yang lebih baik. Pokoknya supply akan kita amankan," katanya. Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan, keputusan apakah pemerintah akan mengimpor beras lagi atau tidak akan diputuskan pada Juni setelah ada data yang lengkap mengenai kebutuhan dan stok beras nasional. "Kalau data-data sudah lengkap dari BPS, Pertanian dan Bulog dalam koordinasi Menko Perekonomian, kita akan lakukan Juni atau paling lambat Juli," katanya beberapa hari yang lalu. Saat ini, stok nasional yang ada sebesar 750 ribu ton, namun hal itu masih bergerak terus dan harga sekitar Rp2.100 per kilogram gabah kering. Sementara untuk posisi impor saat ini sudah mendekati 600 ribu ton, namun sudah dipakai untuk operasi pasar. Perum Bulog masih mendapatkan izin impor dari Departemen Perdagangan sebesar 900 ribu ton hingga akhir 2007. "Kalau memang stok tidak cukup dan berada di bawah satu juta ton maka kita lakukan impor," kata Mustafa.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007