"Kami berusaha menekan kejadian kecelakaan lalu lintas di jalur wisata Sarangan dan tembus Sarangan-Karanganyar, Jateng," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Magetan AKP Deddy Eka Aprianto kepada wartawan, Rabu.
Data setempat mencatat, kecelakan terakhir di lokasi tersebut melibatkan kendaraan minibus Isuzu Elf bernomor polisi AG-7054-S dan Daihatsu Ayla bernomor polisi AD-8770-YD pada Minggu malam (30/4), namun tidak ada korban jiwa.
"Larangan itu juga berkaca dari kecelakaan hebat yang menimpa bus pariwisata di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat, hingga menimbulkan korban jiwa cukup banyak," kata dia.
Menurut dia, keputusan larangan itu berdasar dari hasil rekayasa lalu lintas yang dilakukannya. Jalur lama Sarangan dinilai terlalu berbahaya untuk dilalui kendaraan besar.
Sebab, jalur tersebut memiliki kemiringan jalan hingga 45 derajat dan di sejumlah titik berkarakter berkelak-kelok.
Menyusul larangan tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dengan dinas perhubungan dan dinas pariwisata dan kebudayaan (disparbud) setempat agar segera ada sosialisasi serta pemasangan rambu lalu lintas larangan.
"Kami minta pihak terkait segera memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi dimaksud. Harapannya dengan dipasang rambu bisa lebih awet dalam jangka waktu lama dibandingkan jika hanya dipasang spanduk ataupun banner larangan," kata dia.
Harapannya segera dipasang karena jalur tersebut tergolong favorit, terlebih sebentar lagi sudah memasuki masa angkutan Lebaran. Jalur tersebut sangat padat oleh kendaraan arus mudik dan balik yang ingin melewati jalur alternatif Jawa Timur-Jawa Tengah, maupun kendaraan yang ingin berpiknik ke Sarangan.
Sementara, Kepala Bidang Angkutan dan Keselamatan Transportasi Dishub Magetan Sungkono mendukung upaya pelarangan bus pariwisata melintas di jalur lama Sarangan. Ia juga sepakat bahwa jalur tersebut berbahaya dilalui kendaraan besar.
"Sekarang ini sudah ada jalur baru yang lebih aman dan bisa dilalui. Jadi, tidak ada alasan bus pariwisata nekat lewat jalur lama yang lebih curam," kata Sungkono.
Ia mengaku rambu peringatan sudah disiapkan oleh pemerintah provinsi. Pihaknya tinggal mengambil dan memasang di pintu masuk jalur lama, baik atas maupun bawah.
Sungkono menambahkan, rambu lalu lintas juga akan dipasang di sejumlah titik jalan yang menikung dan menanjak tajam. Diharapkan dengan upaya demikian, kasus kecelakaan lalu lintas bus seperti yang terjadi di Jawa Barat beberapa waktu lalu, tidak terjadi di wilayah Sarangan, Magetan, yang memiliki karakter jalan sama.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017