Sekali lagi saya imbau ke para pelajar, cermati sebelum menyebar informasi. Selain soal kebencian terkait sentimen politik dan bahkan kini mengarah ke SARA, ada pula hoax soal kesehatan...."

Banyuwangi (ANTARA News) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta para pelajar di daerahnya selektif dalam memilih informasi di internet, apalagi jika kemudian menyebarkan kembali informasi tersebut.

"Saat ini, hampir semua pelajar dapat mengakses informasi melalui internet. Ada jutaan informasi di dalamnya yang bisa diakses, dan tidak semuanya baik, tidak semuanya benar, sehingga harus lebih selektif," katanya pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.

Anas mengatakan, jutaan informasi tersebut harus disaring oleh para pelajar guna mencari informasi yang menjadi prioritas.

"Para pelajar harus bisa menyaring mana informasi yang harus dibaca, mana yang perlu di-share untuk menyebar inspirasi dan mana informasi yang tidak perlu disebarkan karena (isinya) tidak benar," tuturnya.

Bupati berusia 43 tahun itu mengaku ngeri melihat berseliwernya informasi yang belum bisa dijamin kebenarannya di internet, terutama di media sosial. Banyak di antara informasi itu bernada provokatif, dan bahaya, cukup banyak kaum muda yang terlibat dalam dinamika tersebut.

"Banyak sekali ujaran kebencian. Dan kita tidak tahu mana yang benar. Hoax di mana-mana. Berita-berita di media diedit, di-crop lalu diganti judulnya. Elite-elite yang berbeda pilihan politik, dan itu wajar dan biasa, tapi anak-anak muda, please jangan sampai terseret ke yang negatif. Belajar politiknya tidak apa-apa, tapi jangan ikut-ikutan saling menghajar dan caci-makinya," ujar dia.

Anas khawatir "perang" hoax itu pada akhirnya membawa pelajar justru larut dalam saling perang komentar. Padahal, fungsi utama internet bagi pelajar adalah menunjang pengembangan keilmuan dan keterampilannya.

"Justru yang prioritas seperti mencari ilmu pengetahuan tersingkirkan diganti ribut saling caci di internet. Kita tidak mungkin menghalangi internet, justru kami di Banyuwangi menggenjot penggunaan internet. Tapi internet ini bisa memercikkan perseteruan, dan itu harus dihindari," ujar dia.

Untuk menyeleksi informasi yang berseliweran, Anas menginstruksikan kepada para guru untuk memberi edukasi kepada para pelajar.

Pemkab Banyuwangi, katanya, juga telah menggandeng sejumlah pihak, seperti operator telekomunikasi, untuk mengedukasi siswa tentang pemanfaatan internet secara baik.

Anas juga meminta kepada orang tua agar selalu mendampingi anak saat mereka berselancar di internet. Kalau pun tidak mendampingi secara fisik, ada dialog dengan anak terkait pemanfaatan internet.

"Sekali lagi saya imbau ke para pelajar, cermati sebelum menyebar informasi. Selain soal kebencian terkait sentimen politik dan bahkan kini mengarah ke SARA, ada pula hoax soal kesehatan. Ini juga sangat berbahaya karena terkait kesehatan orang. Saya hampir tiap pagi dapat broadcast di WhatsApp tentang penanganan kesehatan, dan tidak semuanya benar. Bisa bahaya kalau misal ada broadcast penanganan penyakit jantung, dan ternyata itu salah. Nyawa taruhannya," kata Anas.


Baca juga: (Menkominfo: hoax sudah menjadi masalah global)

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017