Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kerajaan Denmark melakukan kerja sama untuk mengatasi sampah dan penyediaan air bersih.
"Yang pasti transfer teknologi yang akan dilakukan. Konkritnya seperti apa saya juga penasaran teknologi apa yang akan pas untuk menyelesaikan persoalan sampah dan pengelolaan air bersih kita," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya usai menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes di Museum Bahari, Jakarta, Selasa.
Denmark, menurut dia, memang diketahui sebagai salah satu negara dengan teknologi pengelolaan sampah terdepan, dan Indonesia akan melihat apakah teknologi tersebut bisa menjawab persoalan sampah di sini.
Ia mengemukakan jumlah sampah yang dilihat di pesisir utara Jakarta, sebenarnya belum separah di Bali selaku tujuan pariwisata internasional. Karenanya Pemerintah komitmen mengatasi persoalan sampah terutama yang berbahan plastik dengan menargetkan pengurangan hingga 70 persen dari total 9 juta ton per tahun.
Menteri LHK di hadapan Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark juga mengatakan sejumlah kebijakan dan langkah telah diupayakan untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya uji coba plastik berbayar yang mampu mengurangi penggunaan kantong plastik di sejumlah ritel besar di Indonesia hingga 35 persen dalam 6 bulan.
Ia mengatakan ahli dari Denmark akan mulai "berkantor" di KLHK sekitar Juli 2017, sehingga bisa diketahui teknologi dan konsep-konsep apa yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan sampah dan pengolahan serta pengolahan air bersih.
"Ini nanti akan kita teruskan ke kota-kota besar Indonesia yang banyak menghadapi persoalan sampah. Yang bagus adalah Ibu Ulla Tornes ini ingin agar tidak hanya persoalan sampah, tapi juga atasi kualitas air, pencemaran air, sungai yang bermuara ke laut sehingga satu sistem disiapkan untuk atasi semuanya yang tentu saja di sini akan melibatkan Kementerian PUPR dan Kemko Maritim," ujar dia.
Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark Ulla Tornes mengatakan kerja sama itu berbentuk "government to government" (G to G), di mana Denmark akan membagi pengalamannya dalam mengatasi persoalan sampah, dan bagaimana negara tersebut memanfaatkan teknologi yang mentransfer sampah menjadi energi.
Ia mengatakan akan segera mengirimkan ahlinya terkait pengelolaan sampah dan air bersih ke KLHK sehingga dapat dilakukan penilaian teknologi apa yang tepat diterapkan di Indonesia. Karena, dirinya belum dapat menyebutkan teknologi apa yang akan ditransferkan ke Indonesia.
Sedangkan untuk investasi pengelolaan sampah, menurut dia, akan sangat bergantung dengan penerimaan Pemerintah Indonesia.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan kontrak kerja sama Pemda DKI Jakarta dengan Duta Besar Denmark untuk Indonesia terkait penyusunan "master plan" pengelolaan sampah provinsi tersebut.
(T.V002/R018)
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017