Sekitar 6.000 buruh longmarch membawa atribut kesenian dari berbagai daerah seperti tanjidor, kuda lumping, hingga genye dan manusia tanah yang menjadi kesenian khas Purwakarta.
Para buruh membawa beras perelek yang disimpan dalam satu botol air mineral ukuran 600 mililiter. Beras perelek adalah beras yang dikumpulkan untuk selanjutnya disumbangkan kepada masyarakat kurang mampu.
Ketua FSPMI Purwakarta Fuad BM mengatakan, masing-masing buruh yang mengikuti peringatan May Day kali ini membawa beras perelek yang dikumpulkan di koordinator buruh untuk dibagikan kepada masyarakat kurang mampu.
Ia mengatakan, para buruh sengaja mengumpulkan beras ini sebagai bentuk kasih sayang terhadap masyarakat.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah buruh ikut menyukseskan program beras perelek ini. Dia akan mengajak buruh, PNS, TNI/Polri untuk menggalakan lagi program beras perelek ini.
Ajakan itu akan tertuang dalam peraturan bupati. Ia menyontohkan mengenai teknisnya, pekerja yang upahnya Rp3 juta menyisihkan beras seperempat liter setiap bulan.
Sedangkan pekerja berupah Rp5 juta menyisihkan beras setengah liter setiap bulan. Bagi masyarakat yang memiliki upah Rp7,5 juta per bulan, beras yang disisihkan tiga perempat liter.
Kemudian bagi yang berupah Rp10 juta, beras yang disisihkan setiap bulan adalah satu liter. Untuk masyarakat yang upahnya di atas Rp10 juta menyisihkan beras sesuai kelipatannya.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017