Akibatnya arus kendaraan yang melintas di jalur tersebut, terlihat tersendat karena banyak pengemudi yang melambatkan laju kendaraan untuk melihat lokasi kejadian maut meskipun hanya dari dalam kendaraan. Bahkan banyak pengendara sepeda motor yang memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan untuk melihat lokasi.
"Sengaja berhenti untuk melihat lokasi kejadian yang menelan belasan korban jiwa, kebetulan saya hendak membawa keluarga belibur ke Taman Bunga Nusantara. Tapi penasaran ingin melihat langsung lokasi karena kebetulan melintas," kata Sendy warga Parung, Bogor pada wartawan, Senin.
Hal yang sama dilakukan sejumlah pengendara lain yang sengaja berhenti dilokasi kejadian tabrakan beruntun akibat bus bermuatan staf kelurahan dan ketua RT/RW asal Kebayoran Lama Utara, blong sehingga menghantam empat kendaraan roda empat dan enam sepeda motor itu.
Bahkan tidak sedikit dari pengguna jalan tersebut turun ke lokasi bus yang terjungkal di area ladang warga yang berjarak 15 meter dari atas jalan utama.
Mereka hanya ingin tahu dan berfoto ria atau mengambil video lokasi tabrakan yang merenggut 11 nyawa tersebut.
Meskipun sejumlah anggota polisi berseragam masih terlihat disiagakan di lokasi kejadian, namun tidak menghalangi keingin tahuan pengguna jalan yang sebagian besar memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan atau beberapa meter sebelum lokasi kejadian.
"Penasaran saja, kebetulan melintas jadi saya berhenti. Saya tahu ada kecelakaan maut lagi di jalur Puncak dari teman karena tidak sempat lihat di televisi. Berhenti untuk mengambil foto-foto meskipun bangkai kendaraan sudah tidak ada," kata Rifqi (22) seorang mahasiswa warga Cianjur.
Sementara banyaknya warga yang memadati lokasi kejadian, membuat arus kendaraan yang melintas tersendat. Bahkan dalam beberapa menit sempat terlihat antrian kendaraan memanjang, dengan laju kendaraan merayap, sehingga belasan petugas Satlantas Polres Cianjur, sempat kewalahan untuk mengatur arus.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017