Magelang (ANTARA News) - Pencarian sejumlah korban banjir bandang di Dusun Nipis, Desa Sambungrejo, Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu (29/4), dihentikan sekitar pukul 22.00 WIB karena kondisi terlalu malam, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab Magelang Edy Susanto.
"Kami putuskan untuk menghentikan sementara waktu karena sudah terlalu malam, kondisi gelap, dan menjaga keamanan, termasuk menjaga stamina para petugas bersama relawan," katanya di Magelang, Sabtu malam.
Banjir bandang karena aliran Sungai Ndaru anakan yang menuju Sungai Ndaru di Desa Citrosono dan bermuara di Kali Elo, yang melewati Dusun Nepis, Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, meluap serta membawa berbagai material longsor menerjang dusun setempat.
Sebanyak lima korban ditemukan meninggal dunia, yakni Sutar (50), Sumisah (60), Mirah (30), Monik (balita) anak dari Aryanti (bidan desa setempat), dan Slamet (60). Tiga korban luka dirawat di RSU Tidar Kota Magelang, yakni Aryanti (30), Nanda (13), dan Marlan (30). Satu korban luka lainnya di Puskesmas Rawat Inap Grabag I, Kabupaten Magelang.
Pencarian korban hilang dalam bencana itu, katanya, dilanjutkan Minggu (30/4) mulai pagi hari, antara lain suami dan anak sulung Aryanti, masing-masing Denu Catur dan Fazia, Mardiyah, dan Bu Pur (pembantu Aryanti).
Ia mengatakan 519 personel diturunkan untuk melakukan penanganan terhadap banjir bandang di kawasan Gunung Andong dan Gunung Telomoyo Kabupaten Magelang itu.
Mereka, katanya, antara lain dari Tim SAR Kabupaten Magelang dan beberapa daerah sekitarnya, TNI, Polri, relawan, serta warga setempat.
Penanganan bencana pada Sabtu (29/4) sore hingga malam hari, ujarnya, terutama untuk membuka akses lokasi dan evakuasi korban, sedangkan pada Minggu fokus untuk melanjutkan pencarian dan evakuasi korban.
Hingga saat ini, pihaknya belum bisa memprediksi kemungkinan terjadi bencana susulan di kawasan setempat.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017