Kunjungan tersebut atas undangan dari pihak CITCO sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol pada tahun 2015 di bidang penanggulangan terorisme.
"Pihak badan antiteror Spanyol ingin mengetahui perkembangan penanganan terorisme di Indonesia," kata Suhardi dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.
Sementara BNPT sendiri ingin mengetahui perkembangan terorisme di Spanyol terkait dengan banyaknya kejadian teror di Eropa. Spanyol merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa.
Turut dalam rombongan Kepala BNPT itu Sekretaris Utama BNPT Mayjen TNI Gautama Wiranegara, Inspektur BNPT Amrizal, Deputi III Brigjen Pol Hamidin, Direktur Kerjasama Bilateral Brigjen Pol Budiono Sandi, Direktur Penindakan Brigjen Pol Torik Triyono, dan Kasubdit Kerjasama Amerika-Eropa Wandi Adriano Syamsu.
Kunjungan rombongan BNPT yang didampingi para pejabat KBRI di Madrid itu diterima pemimpin CITCO Jose Luis Olivera Serrano bersama jajarannya.
Dalam pertemuan tersebut kedua pihak bertukar informasi tentang perkembangan ancaman terorisme pada kedua negara, termasuk radikalisme melalui media sosial serta Foreign Terrorist Fighter (FTF).
Kepala BNPT dalam kesempatan itu memaparkan langkah Indonesia di dalam penanggulangan teorisme dari hulu hingga hilir serta program deradikalisasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk mantan teroris itu sendiri.
"Indonesia dan Spanyol sepakat untuk meningkatkan kerja sama penanggulangan terorisme kedepannya," kata Suhardi yang pernah menjabat sebagai Kabareskrim Polri ini.
Jose Luis Olivera Serrano selaku pemimpin CITCO menyampaikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan badan antiteror kedua negara tersebut.
Badan Antiteror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol itu juga mengapresiasi program deradikalisasi yang dijalankan BNPT.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017