Tren industri penerbangan dunia yang cenderung menurun selama lima tahun terakhir ini serta daya beli masyarakat yang cenderung melemah di awal tahun ini, berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan yang terus tertekan."
Jakarta (ANTARA News) - Maskapai Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar 99,1 juta dolar AS dalam Kuartal I 2017 atau anjlok 11.969 persen dari periode sama 2016.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury dalam paparan kinerja keuangan Kuartal I 2017 di Jakarta, Jumat menjelaskan bahwa kerugian tersebut disebabkan sejumlah faktor, di antaranya biaya operasi yang naik 21,3 persen, terutama bahan bakar yang melonjak 54 persen dari 189,8 juta dolar AS pada Kuartal I 2016 menjadi 292,3 juta dolar AS dalam periode sama 2017.
"Penyebab net loss (rugi bersih) 99,1 juta dolar AS karena dalam satu tahun kemarin peningkatan pengeluaran untuk bahan bakar," katanya.
Selain itu, dia menambahkan biaya lainnya juga menyumbang kurang baiknya kinerja Kuartal I 2017 tersebut, di antaranya pengeluaran pelayanan di pesawat (inflight service), sistem reservasi, peningkatan jumlah penumpang dan lain-lain sebesar 16,3 persen dari 403,4 juta dolar AS Kuartal I 2016 menjadi 469,1 persen pada Kuartal I 2017.
Adapun, pengeluaran yang disumbang dari rental pesawat, yaitu 4,2 persen dari 246,9 juta dolar AS pada Kuartal I 2016 menjadi 257,4 juta dolar AS pada Kuartal I 2017.
"Tapi yang paling berpengaruh itu karena bahan bakar karena komposisinya 20 sampai 25 persen dari total konsumsi," katanya.
Total pengeluaran pada Kuartal I 2017, yaitu 1,02 miliar dolar AS atau meningkat 21,3 persen dari periode sama tahun lalu, yaitu 840,1 juta dolar AS.
"Tren industri penerbangan dunia yang cenderung menurun selama lima tahun terakhir ini serta daya beli masyarakat yang cenderung melemah di awal tahun ini, berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan yang terus tertekan," katanya.
Untuk itu, lanjut Pahala, akan melakukan lima langkah strategis, yaitu optimalisasi biaya penerbangan, optimalisasi rute, mendayagunakan anak perusahaan, memangkas biaya secara signifikan dan mensinergikan sistem manajemen pendapatan.
"Kondisi kinerja keuangan perusahaan pada kuartal pertama 2017 dapat dikatakan masih jauh dari target yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan guna menghasilkan pertumbuhan positif yang berkesinambungan, berkelanjutan dan solid," katanya.
Namun, dia menuturkan Garuda mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang hingga 8,4 persen dengan peningkatan pertumbuhan internasional 26,1 persen dibandingkan Kuartal I 2016.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017