Denpasar (ANTARA News) - Penghematan penggunaan energi listrik sebesar 50 watt oleh setiap konsumen PLN saat beban puncak rata-rata empat jam per hari, jika dilakukan dalam setahun secara nasional pemerintah akan mampu menghemat biaya sebesar Rp4,7 triliun. "Pemadaman satu hingga dua titik lampu yang tidak perlu dinyalakan antara pukul 18.00 hingga 22.00 itu akan menguntungkan konsumen maupun PLN," kata General Manager PT PLN Distribusi Bali, Budiman Bachrulhayat, didampingi Koordinator Humas, Hendra Saleh, di Denpasar, Senin. Ia mengatakan penghematan yang nilainya cukup besar itu, tentu bisa dilakukan oleh masyarakat, jika telah memiliki kesadaran untuk hidup hemat terhadap energi listrik. Pelanggan PLN di Indonesia sekitar 30 juta, 18 juta di antaranya pelanggan rumah tangga (R1), masing-masing hanya melakukan penghematan 50 watt akan memperoleh nilai Rp4,7 miliar, kata Budiman. PT PLN Distribusi Bali yang memiliki 690.000 pelanggan, lewat gerakan penghematan energi itu diharapkan mampu menekan penggunaan energi sebanyak 103,4 KW setiap tahunnya. Penghematan tersebut sekaligus mengantisipasi pasokan energi listrik lewat jaringan interkoneksi Jawa-Bali yang cenderung semakin berkurang, pada sisi lain kebutuhan energi listrik di Bali semakin bertambah. Hendra menambahkan lewat gerakan penghematan yang diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat konsumen di Pulau Bali mampu menurunkan beban puncak sebesar 69 MW atau 28,9 persen dari beban puncak yang selama ini tercatat 439,1 MW. Penghematan juga mengantisipasi perbaikan dan perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk yang akan dilakukan selama tiga bulan, mulai September mendatang. Pemeliharaan itu dilakukan setelah salah satu dari empat pemasok listrik di Bali, telah beroperasi secara terus-menerus selama 180.000 jam. PLTG Gilimanuk mempunyai peran yang sangat strategis, karena memasok 22,4 persen dari kapasitas energi listrik di Bali sebanyak 580 MW. Pada sisi lain selama tiga bulan proses pemeliharaan belum ada pengganti pusat pembangkit baru, sehingga kapasitasnya akan tinggal 450 MW hingga akhir Nopember mendatang, sementara beban puncak 439,1 MW. Keadaan itu dalam kondisi kritis dan peranserta masyarakat konsumen sangat diharapkan untuk melakukan penghematan, khususnya pada beban puncak yang berlangsung selama empat jam, antara pukul 18.00 hingga 22.00 waktu setempat. Jika gerakan penghematan penggunaan energi listrik dapat dilakukan masyarakat Bali dan peranserta pengusaha hotel untuk mengoperasikan gensetnya, maka selama tidak berfungsinya PLTG Gilimanuk, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pelayanan kelistrikan di Bali, harap Hendra Saleh. (*)

Copyright © ANTARA 2007