Gaza (ANTARA News) - Empat warga Palestina tewas di Gaza, Minggu, dan Hamas mengatakan 15 pendukungnya diculik dalam peristiwa paling mematikan dalam pertempuran antarkelompok di jalur pantai itu dalam beberapa bulan ini, kata pejabat senior Palestina. Sejumlah pria bersenjata membunuh seorang komandan senior Brigade Martir Al-Aqsha dan satu anggota kelompok gerilyawan yang dikaitkan dengan Al-Fatah, dalam serangan terhadap brigade tersebut, yang menuduhkan serangan dilancarkan kelompok Hamas. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzeddin al-Qassam, membantah berada di belakang serangan itu. Hamas sebaliknya menyalahkan para pendukung setia Al-Fatah atas tewasnya seorang wartawan pro-Hamas dan satu pria lainnya di luar sebuah masjid di Kota Gaza. Sembilan orang yang lain luka-luka, kata pejabat rumah sakit. Fatah mengatakan hal itu (korban) merupakan akibat dari tembak-menembak dengan orang-orang bersenjata Hamas. Mesir telah bertindak untuk menengahi perselisihan itu dan mengadakan pertemuan darurat wakil Hamas dan Fatah di kantor diplomatiknya di Gaza, kata sumber Palestina, seperti dikutip Reuters. "Ini merupakan tahap yang tak dapat kembali lagi," seorang pejabat Brigade al-Aqsha setelah komandan itu, Baha Abu Jarad, dan salah satu orangnya tewas tertembak dalam serangan terhadap kendaraan mereka di bagian utara wilayah tersebut. Itu (penembakan) merupakan kejadian terburuk dari pertempuran antarkelompok di Gaza sejak gencatan senjata Februari yang diperantarai oleh Arab Saudi, setelah mana Fatah dan Hamas membentuk pemerintah persatuan Maret. Palestina mengharapkan pengerahan polisi Palestina belum lama ini di Gaza berdasar rencana keamanan baru akan mengekang ketidakpatuhan pada hukum yang meningkat dan meredakan ketegangan antara Fatah dan Hamas yang telah bersaing dalam waktu lama. Jurubicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan sejumlah pria bersenjata Fatah kemudian menangkap semuanya dari 15 pendukungnya di Gaza, membebaskan seorang dari mereka beberapa jam kemudian. Ia minta "semua orang Hamas dan Qassam untuk meneruskan kesiapsiagaan". Para pejabat Fatah tidak segera memberikan tanggapannya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007