Cikeas, Bogor (ANTARA News) - Kalangan pengusaha minyak kelapa sawit (CPO) menyatakan mendukung upaya pemerintah melakukan program stabilisasi harga minyak goreng yang melonjak hingga pada kisaran Rp9.000 per kg. "Pengusaha memahami apa yang dihadapi pemerintah. Karena itu, pengusaha merasa ikut bertanggung jawab mengatasi situasi yang tidak menyenangkan ini," kata Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Derom Bangun, seusai bertemu dengan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, di Cikeas, Bogor, Minggu malam. Pada pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam sejak pukul 20.00 WIB itu, Presiden didampingi Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu, Mentan Anton Apriyantono, Menperin Fahmi Idris, dan Sekkab Sudi Silalahi. Selain Derom Bangun, pengusaha minyak sawit yang turut hadir di kediaman pribadi Presiden Yudhoyono adalah Ketua Asoasi Industri Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) Adiwisoko Kasiman, Daud Darsono dari PT Sinar Mas, Bambang Palgoenadi (PT Astra Agro Lestari), Fransiscus Welirang (Salim Group), Sumitro (PT Panca Nabati Prakarsa), Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga. Tampak pula hadir perwakilan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, Amal Bakti Pulungan (PTPN III) dan Balaman Tarigan (PTPN IV). Menurut Derom, sejak awal Mei 2007 tiga asosiasi tersebut sepakat melalui Program Stabilisasi Harga (PSH) menstabilkan harga minyak curah hingga ke tingkat wajar antara Rp6.500 sampai Rp6.800 per kg. "Harga dan kondisi pasar minyak goreng saat ini sudah relatif membaik, setelah pengusaha menjual sebagian atau sekitar 12 persen dari produksinya dijual dengan harga diskon, sisanya atau sekitar 88 persen dilepas dengan harga normal," kata Derom. Sementara itu, Menperin Fahmi Idris mengemukakan Presiden Yudhoyono memberi penghargaan atas komitmen yang telah dilakukan para pengusaha untuk membantu pemerintah menstabilkan harga. "Teman-teman (pengusaha--red) di asosiasi sudah berkorban untuk dapat menurunkan harga di tengah kondisi harga CPO di pasar dunia cukup tinggi. Sekali lagi Presiden memberi penghargaan atas upaya itu," ujar Fahmi. Ia menjelaskan tiga asosiasi dengan anggota-anggotanya sepakat memasok CPO ke Jawa dan luar Jawa minimal antara 100.000-150.000 ton di lima kota besar, yaitu Jakarta dan sekitarnya, Makkassar, Semarang, Surabaya, dan Medan. Sebelumnya, pemerintah melalui Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Deperin, Benny Wahyudi, menyatakan tidak ada subsidi untuk menurunkan harga minyak yang terus melonjak. Ada tiga pendekatan yang akan dijalankan untuk menstabilkan harga minyak goreng dalam negeri, pertama adalah melalui pola subsidi, kedua menaikkan pajak ekspor (PE), dan stabilisasi harga melalui operasi pasar (OP) dan Program Stabilitas Harga (PSH) dengan memanfaatkan jalur tradisional (distributor). Namun sejak awal Mei 2007, disepakati melakukan stabilisasi harga dengan meminta bantuan para produsen CPO dan minyak goreng serta para distributornya untuk menurunkan harga minyak goreng hingga pada kisaran Rp6.500 sampai Rp6.800 per kg. (*)
Copyright © ANTARA 2007