Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengharapkan proses holding perusahaan minyak dan gas bumi (migas) segera dapat selesai paling tidak semester satu ini.
"Sampai saat ini holding belum terwujud, tapi sinergi antara Pertamina dan PGN menguntungkan banyak pihak, baik dari masyarakat dan perusahaan itu sendiri," kata Deputi Bidang Usaha, Energi, Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat di Jakarta, Kamis.
Dalam acara konferensi pers tersebut dia menjelaskan integrasi PT Pertamina (Persero) dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk akan membantu Percepatan Proyek infrastruktur penting seperti pipanisasi gas, penyediaan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU), optimalisasi pemanfaatan infrastruktur eksisting.
Selain percepatan proyek pengolahan gas menjadi berbagai jenis produk baik gas alam ( Cl), Compressed Natural Gas untuk transportasi dan LPG untuk kebutuhan rumah tangga, integrasi antara PGN dengan Pertamina juga diharapkan dapat membantu percepatan monetisasi cadangan gas hulu untuk domestik dan disisi hilir memperluas akses gas sebagai bahan bakar transportasi maupun guna kebutuhan rumah tangga seperti jaringan gas kota (Jargas).
Salah satu sinergi yang sedang dilakukan antara lain percepatan Proyek Pipanisasi Duri-Dumai untuk memasok gas ke kilang minyak RU II Dumai, Perluasan penerapan open access dan membantu monetisasi cadangan gas di lokasi lokasi sumur gas terutama lapangan gas yang marginal.
Pertamina dan PGN saat ini telah memiliki fasilitas regas baik yang sudah berjalan (FSRU di Lampung, Nusantara Regas dan Arun Regas di Lhoksemauwe) serta rencana proyek di Jawa Barat dan Jawa Timur. Sinergi ini membuka peluang untuk efisiensi biaya operasi dan perawatan fasilitas gas, penggunaan fasilitas bersama secara optimum dan kontinuitas suplai gas guna memnuhi kebutuhan masyarakat.
Dari hasil kerja sama tersebut diharapkan perencanaan belanja modal yang lebih efektif dalam pembangunan infrastruktur, dan juga dapat mengoptimalkan perencanaan infrastruktur ke depan secara bersama menghindari tumpang tindih pembangunan. Pemetaan infrastruktur bersama diharapkan dapat secara optimal, sekaligus fokus pada percepatan untuk mendukung program pemerintah seperti jaringan gas nasional. Perencaan proyek bersama serta merta dapat mempercepat proses persetujuan serta perijinan konstruksi.
Kemudian, mempercepat perluasan akses energi gas guna pemenuhan kebutuhan masyarakat. Perluasan open access atau penggunaan bersama pipa transmisi dan distribusi gas akses diharapkan mampu memperluas penyaluran gas ke konsumen dengan economic scale yang lebih baik sehingga diharapkan utilisasi pipa akan meningkat dan berdampak pada penurunan biaya infrastruktur.
(T.A072/Y008)
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017