Jakarta (ANTARA News) - Dua tokoh pers nasional, Dr.,H. Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946 mendapat penghargaan" Lifetime Achievement" atau "Prestasi Sepanjang Hayat" dari PWI Pusat. Penghargaan diserahkan pada Minggu malam di Jakarta, bertepatan dengan ulang tahun keduanya, Rosihan Anwar (85), Herawati Diah (90) dan sekaligus ulang tahun pernikahan intan ke-60 untuk Rosihan Anwar dengan istrinya, Siti Zuraida Sanawi. Ketua Umum PWI Pusat, Tarman Azzam, mengatakan keduanya berhak mendapatkan penghargaan tersebut, karena pengabdian seumur hidup sebagai wartawan, berjasa dalam pendirian PWI, mengabdi kepada rakyat, dan memperjuangkan kemerdekaan pers. "Penghargaan ini, sebagai tanda kecintaan dan kebanggaan PWI terhadap kedua tokoh yang sampai saat ini sepanjang hidupnya mengabdi untuk dunia kewartawanan, menjadi panutan dan contoh teladan bagi wartawan generasi berikutnya," ujarnya. Pengakuan terhadap karya Rosihan Anwar juga disampaikan sejumlah rekan dari perwakilan media cetak (Direktur Utama Kelompok Kompas-Gramedia Jacob Oetama) perwakilan elektronik (Karni Ilyas/Anteve) dan dari perfilman (Christine Hakim). Dalam kesempatan itu, Jacob memberikan sebuah buku kumpulan tulisan Roshian Anwar selama sembilan tahun di tabloid Cek & Ricek, sedangkan Kristin Hakim memberikan sejumlah VCD berisi film karyanya. Sementara Roshian Anwar mengaku tidak pernah "banting stir" atau beralih profesi dalam dunia jurnalistik, meskipun pernah dilarang menerbitkan sebuah media cetak. "Harian Pedoman yang saya dirikan dilarang terbit oleh dua presiden, Soekarno dan Soeharto. Kendati begitu tidaklah saya `banting stir`, lalu mengubah karier misalnya menjadi advokat atau lawyer seperti yang dilakukan oleh editor Abadi Suardi Tasrif atau menjadi pengusaha seperti Soedarpo Sastrosatomo, ada yang menjadi anggota DPR, menteri, atau duta besar," katanya. Pria kelahiran Kubang Nan Dua,Sumatera Barat,10 Mei 1922, ini mengawali kariernya sebagai wartawan harian Asia Raya, pada Maret 1943 di jaman Jepang dan sekarang sebagai wartawan yang dituakan dan terus bekerja sebagai wartawan free lance. Dalam acara yang diwarnai dengan peniupan lilin dan pemotongan kue bertulisan enam angka, yakni ulang tahun keduanya dan ulang tahun pernikahan Rosihan anwar tersebut, hadir sejumlah pimpinan redaksi media massa, sahabat dan rekan sejawat dari Malaysia, dan sejumlah artis, seperti Cristine Hakim dan Camelia Malik. (*)
Copyright © ANTARA 2007