Kupang (ANTARA News) - Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Felysianus Sanga MPd sedang meneliti makna 22 ciuman warga Sabu Raijua di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Itu merupakan budaya masyarakat Sabu Raijua, namun masing-masing ciuman memiliki makna sendiri-sendiri," katanya di Kupang, Kamis, saat menyampaikan materi mengenai makna budaya adat pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 di Lapas Penfui Kupang.
Dia antara lain mencontohkan bahwa warga Sabu Raijua punya tradisi Henge'do, mencium hidung saat menyambut atau bertemu seseorang.
"Mencium hidung sama dengan menyapa orang lain," katanya.
Henge'do dilakukan tanpa memandang jenis kelamin, status, strata sosial serta usia dan merupakan tanda persaudaraan bagi sesama dan tanda penghormatan kepada yang lebih tua.
Ia menjelaskan bahwa hidung adalah alat pernapasan yang bermakna kehidupan, masyarakat Sabu Raijua memaknai tradisi mencium hidung sebagai upaya menghidupkan rasa kekeluargaan antara satu dengan yang lainnya, sekali pun baru pertama kali bertemu.
Pewarta: Laurensius Molan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017