Denpasar (ANTARA News) - Tidak kurang dari 200 anak usia antara lima sampai 13 tahun di sejumlah daerah di Bali, telah menjadi korban nafsu seksual para pedofil yang umumnya berkedok pelancong dari sejumlah negara. Anak-anak ingusan tersebut terjebak dalam pengaruh kalangan yang memiliki kelaian seksual, setelah terlebih dahulu mereka dibujuk rayu, bahkan diiming-imingi uang dan hadiah lainnya, kata Ketua "Committee Against Sexual Abuse (CASA)", Prof Dr dr LK Suryani SpPJ, di Denpasar, Minggu. Di depan peserta dialog masalah pedofilia, Suryani mengungkapkan, anak-anak di bawah umur yang telah menjadi korban kebejatan nafsu para pedofil tersebut, antara lain di kawasan Pantai Lovina Buleleng, Karangasem, Ubud dan Bangli. Melihat hal tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Denpasar itu mengharapkan, jajaran Polda Bali dan pihak-pihak lain di Bali mampu sepakat untuk melakukan perang terhadap para pelaku pedofilia. "Semua pihak harus perang terhadap para pelaku seksual yang dapat menghancurkan masa depan anak-anak Indonesia," ujarnya. Masa depan anak Indonesia akan hancur, ujar psikiater yang aktifis perempuan itu, mengingat tidak sedikit korban yang mengalami aksi paedofilia kemudian mengalami depresi berat. Sebagai contoh, lanjut Suryani, delapan anak korban aksi pedofil asal Italia, yang sempat direhabilitasi pihaknya, rata-rata mengalami gangguan jiwa cukup berat. "Mereka sering berteriak-teriak ketakutan tanpa sebab-sebab yang jelas. Ini akibat racun paedofilia yang telah merasuk pada jiwa mereka," ucapnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007