Jenewa, Swiss, (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (25/4) mengatakan hanya penyelesaian politik dan dihentikannya permusuhan lah yang dapat mewujudkan diakhirinya secara permanen konflik dan penderitaan rakyat Yaman.
"Yaman hari ini mengalami tragedi yang sangat besar. Dua tahun konflik telah memporak-porandakan kehidupan rakyat biasa Yaman," kata Guterres di Jenewa, Swiss, dalam acara pemberian janji tingkat tinggi bagi krisis kemanusiaan di Yaman.
"Perang telah memporak-porandakan ekonomi, menghancurkan layanan kesehatan, dan memaksa tiga juta orang meninggalkan rumah mereka --sehingga banyak orang tak bisa memperoleh nafkah atau menanam benih. Layanan dasar telah ambruk, sehingga jutaan orang menghadapi resiko terserang penyakit dan ancaman lain," katanya.
Menurut PBB, hampir dua-pertiga warga --atau hampir 19 juta orang-- memerlukan dukungan darurat, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Rabu pagi.
Sebanyak 17 juta orang menghadapi kondisi rawan pangan, sehingga kondisi itu menjadi krisis kelaparan terbesar di dunia. Dan tujuh dari 22 gubernuran menghadapi darurat parah keamanan pangan.
Pemimpin PBB itu menyeru semua pihak dalam konflik tersebut agar terlibat dalam pembicaraan perdamaian yang difasilitasi oleh Utusan Khususnya untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed.
Ia mendesak setiap orang agar memfasilitasi jalur cepat dan tanpa hambatan bantuan kemanusiaan melalui udara, laut dan darat. Semua prasarana harus tetap terbuka dan beroperasi, katanya.
Guterres mengatakan seruan kemanusiaan untuk 2017 ialah 2,1 miliar dolar, hanya 15 persen di antara telah dipenuhi setakat ini.
Baca juga: (PBB kecam serangan Stockholm)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017