Sidoarjo (ANTARA News) - Pelatih Arema Malang, Miroslav Janu, mengaku bahwa hanya ingin menenangkan pemainnya, bukan memboikot pertandingan saat meminta para pemainnya keluar lapangan. Para pemain klub juara bertahan Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) itu keluar lapangan ketika kapten Alexander Pulalo menerima kartu merah dari wasit Jimmy Napitupulu setelah memprotes keras keputusannya pada menit ke-44 dalam laga eksebisi pembukaan CDSSI 2007 melawan juara bertahan Liga Djarum Indonesia Persik Kediri di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu. "Saya hanya menenangkan mereka, agar tidak berbuat kasar kepada wasit. Bukan memboikot pertandingan," tegas pelatih asal Slovakia tersebut, usai pertandingan yang dimenangi Persik 2-1 itu. Janu menyatakan ia menghormati keputusan wasit dan kemudian meminta para pemain kembali ke lapangan setelah pertandingan sempat terhenti sekitar lima menit. Kapten Persik Hariyanto juga meminta agar seluruh pemain sepak bola di Indonesia tidak memprotes semua keputusan wasit dengan keras atau menggunakan bahasa yang kasar. "Kami belajar banyak dari pertandingan di Liga Champions AFC. Sebagai pemain kita harus mematuhi semua keputusan wasit. Benar atau salahnya biarlah penonton yang menilai," ujar Hariyanto. Ia juga menghargai para pemain Arema yang mau melanjutkan kembali pertandingan. "Memang seharusnya seperti itu. Janganlah lagi terlalu kasar dalam memprotes keputusan wasit," katanya. Sementara itu manajer Persik Iwan Budianto, meski puas dengan kemenangan dalam laga eksebisi tersebut, menegaskan hasil pertandingan itu bukanlah cerminan dari kemungkinan timnya akan berjaya dalam CDSSI 2007. "Tadi hanya partai eksebisi. Lagipula keberhasilan kami tergantung dari kapan PSSI akan membolehkan para pemain kami yang dipanggil memperkuat tim nasional untuk kembali membela Persik," jelas Iwan. Ada tiga pemain Persik yang dipanggil pelatih tim nasional senior, yaitu Aris Budi Prasetyo, Erol FX Iba dan Budi Sudarsono. Mereka tengah menjalani pelatnas di Samarinda, Kalimantan Timur, untuk menghadapi Piala Asia 2007. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007