Mogadishu, Somalia, (ANTARA News) - Dana Anak PBB (UNICEF) dan mitranya, Selasa (25/4), meluncurkan kegiatan darurat untuk memberi imunisasi campak kepada 30.000 anak di Baidoa, salah satu daerah yang paling parah dilanda penyakit itu di Somalia Selatan.
Steven Lauwerier, Wakil UNICEF di Somalia, mengatakan anak-anak tersebut --banyak di antara mereka meninggalkan rumah akibat kemarau, tak pernah diimunisasi sebelumnya dan berasal dari daerah terpencil. Pekerja kesehatan seringkali tak bisa menjangkau mereka akibat beberapa dasawarsa konflik, yang telah berkecamuk di negara miskin di Tanduk Afrika itu.
"Satu-satunya cara mencegah penyakit dan kematian akibat campak ialah memastikan semua anak diberi vaksin," kata Lauwerier di dalam satu pernyataan di Mogadishu.
"Seorang anak yang menderita gizi buruk parah sembilan kali lebih mungkin untuk meninggal akibat satu penyakit seperti campak ketimbang anak yang sehat. Kami tak boleh menyia-nyiakan waktu," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua.
Baca juga: (Apresasi program antikekerasan anak, PBB undang Presiden)
Kegiatan tersebut --yang dilaksanakan melalui kemitraan dengan Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa organisasi non-pemerintah-- juga meliputi pemberian suplemen vitamin A untuk mendorong kekebalan serta obat cacing.
Sebanyak 5.700 kasus dugaan campak sepanjang tahun ini telah dilaporkan di seluruh negeri itu, lebih dari jumlah kasus yang sama pada 2016.
Campak, infeksi saluran pernafasan akibat virus yang menyebar melalui udara dan kontak dengan air ludah dan lendir orang yang terinfeksi, berkembang di kamp pengungsi yang tidak sehat dan padat --yang telah menjamur di seluruh kota kecil dan daerah sekitarnya.
Lebih dari 100.000 orang telah datang ke Baidoa untuk mencari bantuan, termasuk sedikitnya 70.000 orang pada Maret saja.
Kegiatan di Baidoa adalah bagian dari upaya untuk memberi vaksin kepada sebanyak 110.000 anak pengungsi yang berusia di bawah lima tahun di tempat bermasalah di seluruh Somalia tengah-selatan, ditambah 250.000 anak di Somaliland, terhadap penyakit menular yang mematikan, sampai akhir Mei.
(Uu.C003)
Baca juga: (Presiden terima delegasi Unicef di Istana)
Baca juga: (PBB nyatakan kurangnya air bersih bahayakan jutaan orang yang kelaparan)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017