Tanjungpinang (ANTARA News) - Tim Western Fleet Quick Response Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (WFQR Lantamal IV) Tanjungpinang berhasil menangkap dua Tanker MT Brama Ocean berbendera Malabo 314 GT dan MT Orca berbendera Fiji 127 GT.
Komandan Lantamal IV Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno, di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan kedua kapal tanker yang ditangkap Tim WFQR itu dibawa kabur dari tahanan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dari Tanjung Penyusop Kota Tinggi, Malaysia.
"Peristiwa berawal, APMM mengirimkan informasi kepada saya bahwa kapal tangkapan APMM (MT Brama Ocean dan MT Orca) telah hilang atau dilarikan. Kemudian laporan ditindaklanjuti," katanya.
Eko memerintahKAN anggotanya untuk mengumpulkan data terhadap adanya kemungkinan MT Brama Ocean dan MT Orca berlayar masuk menuju perairan Batam, Bintan dan Karimun. Selain itu, ia juga memerintahkan Asisten Operasional Lantamal IV Kolonel Laut (P) May Franky Sihombing menyiapkan petugas patroli, dan membuat sektor penyekatan di perairan Batam, Bintan dan Karimun.
May Franky Sihombing dan Asisten Intelijen Lantamal IV Kolonel Laut (E) Iwan S bergerak cepat, mengerahkan unsur patroli dari Kapal Angkatan Laut (KAL) Anakonda, KAL Mapor, Sea Rider dan tiga unsur Patroli Keamanan Laut Satuan Keamanan Laut Lantamal IV.
Aksi penyekatan dilakukan di Selat Riau, utara Batam dan Selat Durian yang diperkirakan kedua kapal akan melewati perairan tersebut.
Baca juga: (Polda Kepri tangani 14 mayat terdampar di Bintan)
Tidak mau kehilangan buruannya, seluruh unsur patroli dan jaringan intelijen di laut melaksanakan tugas di sektor masing-masing untuk melakukan perburuan terhadap target operasi.
"Akhirnya Tim WFQR 4 Lantamal IV pada hari Minggu 23 April telah menemukan titik terang keberadaan MT Brama Ocean dan MT Orca, yang melarikan dari tahanan Malaysia, Tim WFQR IV/ Unit 1 Jatanrasla bergerak cepat dengan menggunakan Sea Rider yang dipimpin langsung Asintel Danlantamal IV turun langsung dan on board melaksanakan penyisiran di sekitar Tanjung Uma Batam," ujarnya.
Eko menambahkan dari kejauhan petugas di Sea Rider melihat siluet kapal mini tanker mencurigakan berada di perairan Tanjung Uma, Batam. Selanjutnya Sea Rider melaksanakan pendekatan menuju kapal mini tanker tersebut untuk memeriksa.
Berbekal data-data kapal yang dikirimkan APMM Malaysia mempunyai kesesuaian dan kecocokan. Dari ciri-ciri kapal tanker tersebut mirip dengan informasi yang diperoleh dari APMM Malaysia namun beberapa bagian telah dicat untuk menghilangkan identitas kapal dan akhirnya dilaksanakan pemeriksaan kapal MT Orca," ujarnya.
Danlantamal menjelaskan saat dilaksanakan pemeriksaan posisi kapal sedang lego jangkar di perairan Tanjung Uma, dan di atas kapal terdapat 1 orang yang berinisial M. Tim berhasil mengorek keterangan yang bersangkutan bahwa seluruh ABK berjumlah 6 orang, namun lima di antaranya masih berada di darat.
"Yang bersangkutan mengakui sudah sebulan berada di MT Orca pada saat masih berada di perairan Malaysia," ujarnya.
Saat dilaksanakan pemeriksaan lanjutan, ternyata MT Brama Ocean sandar pada MT Orca yang sedang lego jangkar. Di atas kapal itu terdapat empat orang yang terdiri dari seorang nakhoda dan tiga anak buah kapal.
Dari pengakuan kelima orang tersebut, nahkoda dan anak buah kapal sudah lama mengetahui permasalahan di kapal tersebut. Terkait penahanan kapal oleh APMM Malaysia lalu melarikan diri dengan menggunakan kedua kapal tersebut atas perintah A (30), WNI.
Modus membawa kedua kapal yaitu MT Orca dan MT Brama Ocean tiba di perairan Tanjung Uma Batam pada hari Sabtu 22 April 07.00 WIB dengan cara MT Orca menggandeng MT Brama Ocean dari perairan Malaysia menuju perairan Tanjung Uma Batam.
Hasil pengecekan fisik MT Orca dan MT Brama Ocean untuk nama kapal pada lambung kanan dan kiri haluan kapal telah dihilangkan dengan cara di cat warna hitam dan kelima orang yang masih di atas kapal menyaksikan pengecetan tersebut setibanya di perairan Tanjung Uma Batam.
Sampai saat ini kedua kapal MT Orca dan MT Brama Ocean telah diamankan di Dermaga Yos Sudarso Mako Lantamal IV Tanjungpinang.
Baca juga: (Kapal kelas LCT meledak, seorang mekanik tewas)
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017