Athena (ANTARA News) - Sepuluh negara membentuk kelompok baru pada Senin (24/4) untuk melindungi warisan kuno dari ekstremisme, seperti tindakan ISIS merusak kota kuno Palmyra di Suriah.
Irak, Iran, Mesir, Yunani, Italia, China, India, Bolivia, Meksiko dan Peru -- semuanya rumah bagi situs-situs arkeologi dilindungi di dunia -- mendaftar untuk bergabung dalam "forum" yang diluncurkan di Athena oleh para menteri dan duta besar dari negara-negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Kotzias, yang pemerintahannya memelopori proyek tersebut bersama dengan China, mengatakan kelompok itu akan menjalankan proyek bersama untuk mempromosikan "dialog dalam menghadapi fanatisme, dan budaya dalam menghadapi terorisme."
"Kami baru saja mulai," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Ekstremis dari kelompok ISIS merebut reruntuhan kota kuno Palmyra pada Mei 2015, secara sistematis menghancurkan dan menjarah kuil-kuil di situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.
Kelompok itu juga merusak kota Assyiria Nimrud di Irak menggunakan buldoser dan bahan peledak, dan merampok kekayaan pra-Islam di museum Mosul.
Bamiyan di Afghanistan dan Timbuktu di Mali adalah situs UNESCO lain yang rusak di tangan ekstremis.
Kelompok 10 negara itu dijadwalkan bertemu kembali di Bolivia tahun depan menurut Kementerian Luar Negeri Yunani.
Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari mengatakan kelompok itu mendukung dialog antara peradaban dan intoleransi yang dalam hal ini simbolnya adalah Daesh atau ISIS.
Pada Maret, tujuh negara termasuk Prancis dan Arab Saudi bergabung dengan filantropis Amerika Serikat Tom Kaplan untuk menjanjikan dukungan dana 75,5 juta dolar AS untuk pendanaan yang didukung UNESCO guna membiayai perlindungan warisan budaya dunia dari terorisme.
International Alliance for the Protection of Heritage in Conflict Zones yang mereka bentuk berbasis di Jenewa dan bertujuan menggalang 100 juta dolar AS pada 2019, demikian menurut warta kantor berita AFP. (mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017