"Ini tanda dimulainya pencanangan program IVA tes atau deteksi dini kanker leher rahim di Riau," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda S Munir di Pekanbaru, Selasa.
Helda mengemukakan pemeriksaan kanker mulut rahim atau Inspeksi visual asam (IVA) tes ini merupakan upaya dini pencegahan terjadinya kanker serviks bagi kaum ibu.
Menurut dia, 320 ibu-ibu yang ikut pemeriksaan ini berasal dari seluruh Puskesmas di 12 kecamatan Pekanbaru.
"100 ibu dari wilayah kerja Puskemas rawat inap Sidomulyo, 50 dari rawat jalan, 50 dari Puskesmas Simpang Baru Tampan," terangnya.
Selanjutnya ada dari masing-masing Puskesmas 12 kecamatan Pekanbaru.
"Perwakilannya 10 orang tiap kecamatan," tuturnya.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman saat Pencanangan IVA tes di wilayah tersebut menyebutkan pemerintah provinsi sangat mendukung program ini, karena itu kesehatan kaum ibu perlu dijaga.
"Kami dan seluruh jajaran dinas kesehatan selalu berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan dasar," ucap Andi.
Melalui perbaikan fisik dan SDM Puskesmas yang ada, katanya, Pemprov saat ini konsen membantu Puskesmas demi kelengkapan peralatan dan SDM.
"Kita sangat menyadari Puskesmas ujung tombak pelayanan dasar," tambahnya.
Berdasarkan laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi tingkat luka pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96 persen dan spesifitas 64-98 persen.
Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20 persen dan 92-97 persen.
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan screening alternative dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5 persen secara inspekulo.
Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.
Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5 persen akan merespons lebih cepat daripada larutan 3 persen.
Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia).
(Baca juga: Menteri Yohana: setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks)
Pewarta: Fazar Muhardi/Vera Lusiana
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017