Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengemukakan hal itu dalam siaran pers, Sabtu, saat melakukan lawatan resmi ke China selama tiga hari.
Komite akan mengkaji lebih rinci bentuk kerjasama yang lebih praktis dan berpotensi dalam aspek pertahanan yang lebih terencana.
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan Hishammuddin bersama Menteri Pertahanan China, Jenderal Chang Wanquan dalam lawatan resminya selama tiga hari ke China sejak Jumat lalu.
Hishammuddin mengatakan dirinya telah menugaskan Panglima Tentara Darat, Jendral Datuk Seri Zulkiple Kassim dan Panglima Tentara Udara, Jendral Datuk Seri Affendi Buang untuk mengadakan pertemuan lanjutan berhubung kerjasama pertahanan dan kemiliteran tersebut.
"Malaysia dan China juga perlu mengadakan pertukaran lawatan yang lebih sering pada masa akan datang dengan tujuan meningkatkan aspek komunikasi, persepahaman serta memperkukuhkan lagi kepercayaan," katanya.
Selain itu, dia berkata terkait kerjasama Menteri-Menteri Pertahanan ASEAN, pihaknya setuju agar Latihan Maritim ASEAN-China yang akan datang diadakan di kawasan perairan ASEAN.
"Langkah ini bertujuan meningkatkan kerjasama pertahanan dan meningkatkan kemampuan antar negara yang terlibat untuk membalas terhadap ancaman maritim. Perkara ini akan dibicarakan dalam waktu dekat," katanya.
Dalam lawatan resmi tersebut, Hishammuddin juga bertemu dengan Pimpinan Pusat Tentara China, Jenderal Xu Qiliang, Konselor Negara China, Yang Jiechi dan Menteri Keselamatan Umum China, Guo Shengkun.
Dia mengatakan berbagai masalah khususnya ancaman penyebaran ideologi terorisme terutama dari kumpulan militan teroris dibincangkan dalam pertemuan tersebut.
"Kedua-dua negara juga setuju untuk memberi perhatian serius dan utama terhadap keamanan global yang terus berubah dan semakin mengancam," katanya.
Dalam kunjungan tersebut Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan subkontrak antara Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BNSSB) dan China Shipbuilding & Offshore International Co. Ltd (CSOC) berhubung pengembangan secara bersama empat Kapal Perang Pesisir atau kapal Littoral Mission Ship (LMS) untuk Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
"Dua kapal pertama daripada empat LMS ini bakal dibuat di China. Keahlian dan biaya yang lebih rendah di China jadi pertimbangan seterusnya akan dilakukan BNSSB untuk pembuatan dua lagi kapal di Malaysia," katanya.
Dia mengatakan perolehan LMS ini merupakan sejarah penting bagi Malaysia karena merupakan yang pertama kalinya Malaysia membeli aset pertahanan dari China.
Selain itu, Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan antara Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dengan Universiti Peking, China.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017