‎‎Jakarta (ANTARA News) - PT. ASABRI Persero meresmikan pembangunan sarana dan prasarana fasilitas Sanitasi berupa MCK (mandi, cuci, kakus) sebanyak 28 unit di perbatasan Indonesia, yakni di kawasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Pembangunan fasilitas sanitasi ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) yang sudah dijalankan oleh PT. ASABRI Persero sejak 2009 lalu.
Kepala Divisi PKBL PT. ASABRI Persero, Kolonel Purnawirawan Zulkarnaen Effendi, S.H, M.H mengatakan peresmian 28 unit fasilitas sanitasi ini merupakan bagian dari program PKBL ASABRI tahun 2016, dimana pada tahun tersebut sudah direncanakan pembangunan sebanyak 70 unit fasilitas sanitasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Jadi kita ini menyelesaikan program untuk tahun 2016, dari 70 titik ini yang belum kita resmikan ada 28 titik. Dengan anggaran Rp 2,36 miliar untuk 28 titik ini. Jadi satu titik itu sekitar Rp 80 juta.
Total semua untuk 70 titik pembangunan sarana dan prasarana ini sebesar Rp 6 miliar," ujar Zulkarnaen kepada wartawan yang meliput kegiatan tersebut, di Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (21/4).
Zulkarnaen menuturkan, kondisi kehidupan masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan, khususnya terkait dengan kebutuhan air bersih memang cukup memprihatinkan.
Banyak di antara mereka yang masih mengandalkan air sungai ataupun sumber mata air yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman untuk keperluan mandi, mencuci dan juga buang air.
Kondisi inilah yang mendorong PT. ASABRI Persero membangun fasilitas sanitasi berupa MCK di kawasan-kawasan perbatasan Indonesia.
Adanya fasilitas sanitasi ini, ASABRI berharap kondisi kehidupan warga negara Indonesia di wilayah perbatasan bisa menjadi lebih baik.
"Dengan adanya fasilitas sanitasi ini, minimal warga bisa mandi dengan lebih tertata dan punya harga diri ketika sedang buang hajat. ASABRI melaksanakan fungsi tanggung jawab sosial dan moral terhadap masyarakat luas, dalam hal ini masyarakat perbatasan," ujar Zulkarnaen.
Dalam proses pengerjaan fasilitas sanitasi ini, PT ASABRI Persero dibantu oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 0911/NNK. Prajurit-prajurit dari Kodim inilah yang banyak terlibat langsung di lapangan, mulai dari proses distribusi bahan bangunan hingga proses pembangunan sarana MCK itu sendiri.
Untuk kendala yang dihadapi selama proses pembangunan fasilitas MCK di Nunukan, Zulkarnaen menyebut dua kendala utama. Yang pertama adalah proses penyaluran logistik bahan bangunan yang cukup sulit. Hal tersebut dikarenakan jarak menuju titik lokasi pembangunan yang cukup jauh. Selain itu, ada beberapa titik yang harus ditempuh menggunakan jalur laut. Dalam sekali menyeberang bisa memakan waktu 2 hingga 3 jam.
Kendala yang kedua adalah tentang kontur tanah. Ada beberapa lokasi pembangunan MCK yang sangat sulit menemukan sumber air. Sehingga pihak Kodim dibantu oleh masyarakat sekitar harus bersusah payah menemukan titik sumber air yang dekat dengan lokasi pembangunan.
Adapun 28 unit fasilitas sanitasi yang dibangun ini tersebar di beberapa wilayah kecamatan di kabupaten Nunukan. Untuk kecamatan Nunukan ada 5 unit MCK yang dibangun, di kecamatan Sei Menggaris ada sebanyak 2 unit MCK, dan di kecamatan Sebatik dibangun 5 unit MCK,
Kemudian di kecamatan Sebuku dibangun 1 unit MCK, kecamatan Tulin Onsoi dibangun 3 unit MCK, di kecamatan Sembakung ada 5 unit MCK, kecamatan Atulai dibangun 1 unit MCK dan 1 unit MCK lainnya dibangun di kecamatan Lumbis. Tiap MCK yang dibangun ini terdiri dari 2 ruang kamar mandi, sumur bor, septic tank dan tandon air.
Masyarakat perbatasan yang daerahnya menerima bantuan fasilitas sanitasi dari ASABRI mengaku sangat senang dan merasa terbantu.
Marcelina (31) warga desa Tator, kecamatan Nunukan mengatakan, sebelum adanya fasilitas MCK yang dibangun oleh ASABRI, dirinya dan hampir sebagian warga desa Tator harus pergi ke sumber air yang jaraknya sekitar 200 meter di atas bukit untuk mendapatkan air bersih.
Untuk keperluan buang air, mereka biasanya pergi ke sungai yang letaknya berada di sekitar desa. Jika tidak ingin buang air di sungai, mereka harus pergi ke wc umum yang jaraknya cukup jauh.
"Sekarang toilet ada sudah dibangun sama Bapak-bapak dari ASABRI. kami merasa senang. Air bersih ada sudah sekarang. Terima kasih ASABRI," ujar Marcelina.
Untuk tahun 2017 ini, PT ASABRI merencanakan akan melanjutkan PKBL di 3 wilayah di Indonesia, yaitu di daerah Lembata, Nusa Tenggara Timur Nangroe Aceh Darussalam dan Papua Barat.
Untuk di kawasan Lembata, PT. ASABRI Persero akan fokus untuk pembangunan sarana sanitasi. Sementara di Nangroe Aceh Darussalam, pembangunan yang akan dilakukan lebih kepada pembangunan fasilitas listrik. Sedangkan di Papua Barat, PT. ASABRI akan bekerjasama dengan BUMN lainnya yaitu Pelindo 4 untuk membangun fasilitas sanitasi.
"Rencananya kami akan mulai survei ke daerah-daerah tersebut pada Mei 2017 mendatang," tutup Zulkarnaen.
ADVERTORIAL
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017