Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebanyak 19 dari 50 tokoh yang umumnya mantan pejabat Malaysia, mengungkap keinginannya untuk berjumpa dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta sebagaimana yang pernah mereka alami ketika diterima Presiden Soekarno 4 Juli 1957 setengah abad silam. "Kami sebanyak 19 orang yang masih hidup hingga saat ini ingin sekali berjumpa dengan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono guna mengenang pertemuan kami, dulu 50 orang, dengan Preisden Soekarno di Istana Negara 4 Juli 1957 sekitar 50 tahun lalu," kata Dato Noh Abdullah, ketua panitia reuni, di Kuala Lumpur, Minggu. Ia menceritakan, dulu ada 50 mahasiswa/i University Malaya, pada saat itu di Singapura, berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya ke Indonesia, ke 50 mahasiswa/i Malaysia bertemu dengan dosen-dosen Universitas Indonesia, Menteri Dalam Negeri, Menteri Penerangan, Menteri Perhubungan, Kabag Umum dan Kabag Perbekalan Departemen Pendidikan serta dewan mahasiswa UI. "Sebelum pulang ke Malaysia, kami diterima oleh Presiden Soekarno di Istana Negara tepatnya 4 Juli 1957," kata Dato Noh, sambil memperlihatkan foto seluruh rombongan dengan Presiden Soekarno di Istana Negara. Mereka juga masih menyimpan dan menunjukan jadwal acara dan kunjungan selama di Indonesia. "Kami juga sangat ingin bertemu dengan para pejabat atau orang-orang Indonesia yang dulu menerima kami. Kami sudah kehilangan kontak dengan mereka," kata Dato Noh yang saat ini menjabat sebagai President Baseball Federation of Malaysia. Ia menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan dengan presiden Soekarno. "Presiden Soekarno pada saat itu mengucapkan selamat kemerdekaan kepada bangsa Malaysia, padahal saat itu bangsa Malaysia baru Merdeka 31 Agustus 1957. Satu bulan sebelum merdeka, Bung Karno sudah memberikan selamat kepada bangsa Malaysia melalui kami," katanya. Dato Noh menjelaskan bahwa kunjungan sebanyak 19 mantan mahasiswa/i Malaysia ke Indonesia antara 30 Juni hingga 5 Juli 2007 akan menggunakan dana kantong sendiri, pada 50 tahun lalu itu juga menggunakan dana dari kantong sendiri tidak ada bantuan pemerintah. "Alhamdulilah, kami semua banyak yang menjadi pejabat Malaysia," kata Dato Noh. Para mantan mahasiwa/i yang akan bernostalgia bertemu dengan presiden SBY ialah mantan Sekjen Departemen Olah Raga dan Pemuda Dato Abu Bakar Moh Said, Dato Tan Sri Ahmad Sabki Jahidin mantan Komisioner Perdagangan Karet, Annis Sabirin Kepala Fakultas Universiti Malaya, mantan Guru besar Universiti Malaya DR Arif Ahmad, mantan Sekjen Departemen Pekerjaan Umum Abdul Aziz Hussin.Mantan Duta Besar Singapura DR Chiang Hai Ding, mantan Walikota Kuala Lumpur Dato Tan Sri Elyas Omar, Kepala Departemen Pendidikan Hafsah Nasir, mantan direktur sebuah perusahaan internasional Dato Hamidi Osman, Municipal President Petaling Jaya, Selangor, mantan Kepala Komisi Pelayanan Umum Mohd Noor Hassan, mantan direktur departemen pendidikan Mustafa Kamal Yasin.Mantan Dirjen Departemen pendidikan Dato Omar Hashim, mantan Kepala Sekretaris Kerajaan Dato Paduka Tan Sri Sallehuddin Mohamad, mantan Dirjen Perikanan Dato Tengku Ubaidillah, mantan Dirjen Departemen Pekerjaan Umum Dato Wan Mansur Abdullah, dan mantan Sekjen Departemen Perindustrian Dato Yahya Talib.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007