Karachi (ANTARA News) - Duapuluh-tujuh orang tewas dan 100 lain cedera di Karachi, Sabtu, dalam bentrokan antara para pendukung pemerintah dan aktivis oposisi ketika hakim utama Pakistan yang diberhentikan berusaha mengadakan pawai bersama para pendukungnya. Pemberhentian Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Chaudhry pada 9 Maret telah membuat marah masyarakat peradilan dan oposisi, dan berkembang menjadi tantangan paling serius terhadap pemerintahan Presiden Pervez Musharraf sejak ia berkuasa pada 1999. Dalam bentrokan politik terburuk di Pakistan dalam beberapa tahun ini, tembakan senapan berat bergema di sejumlah daerah Karachi ketika orang-orang bersenjata terlibat dalam bentrokan dan asap membubung dari 100 lebih kendaraan yang terbakar. Para pemimpin oposisi menyatakan, kota itu dikepung oleh para pendukung Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), yang mengendalikan kota terbesar Pakistan itu. Sabtu dinyatakan sebagai hari libur umum di Karachi dan tidak terlihat lalu-lintas seperti biasanya di jalan-jalan, dimana ribuan prajurit paramiliter dan polisi berpatroli. Banyak jalan, termasuk jalan dari bandara, diblokade oleh truk, bis dan peti kemas perkapalan pada tengah malam dalam upaya yang tampaknya untuk menghalangi kunjungan Chaudhry ke ibukota provinsi Sindh tersebut. "Itu terorisme yang disponsori negara. Pemerintah Sindh bertanggung jawab namun kami tidak akan mundur," kata Sherry Rehman, jurubicara Partai Rakyat Pakistan (PPP), kelompok oposisi kubu mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto. Sejumlah pejabat pemerintah provinsi itu telah memperingatkan mengenai kekerasan di kota bergolak itu dan meminta Chaudhry menunda lawatannya. Namun, ia tiba dengan pesawat dari Islamabad pada siang hari (pukul 14.00 WIB). Ia menghabiskan waktu lebih dari delapan jam di ruang VIP bandara dengan harapan bertemu para pendukungnya, namun pihak berwenang mendesaknya meninggalkan kota tersebut, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007