Makassar (ANTARA News) - Pinisi bukan sekadar kapal layar tradisional khas Suku Bugis, Makassar, melainkan juga simbol masyarakat maritim pelambang semangat patriotisme.

Kapal pinisi yang berbentuk seperti perisai menggambarkan masyarakat maritim di Sulawesi Selatan yang tangguh karena tak gentar menghantam ombak, membelah lautan, dan bertahan dengan segala cuaca di tengah samudera.

Sore itu, di tepian Pantai Losari, Makassar, terparkir sebuah kapal Pinisi berwarna putih dengan dua tiang utama yang menyangga beberapa lembar layar berwarna merah kecokelatan.

Kapal dengan tulisan "Pinisi Bagi Negeri" yang mampu memuat 20 hingga 30 penumpang itu mengantar belasan pewarta berkeliling di selat Makassar menuju Pulau Samalona.

Pada pukul 15.00 WITA, saat matahari masih bersinar cukup terik, kapal itu bertolak dari Pantai Losari dengan kecepatan sedang. Hembus angin laut dan debur ombak ditambah rintik hujan ringan membuat suasana berlayar lebih berkesan.

Kapal yang disediakan oleh Toyota Astra Motor sebagai bagian program corporate social responsibility (CSR) berbasis lingkungan itu menawarkan hal yang berbeda yakni adanya sebuah ruang kelas di bagian bawah yang terdapat sebuah layar televisi, pemutar video, dan satu rak berisi buku-buku tentang budaya dan kelestarian lingkungan laut.

Di beberapa sisi ruangan di dalam kapal, tertempel sejumlah poster grafis yang menggambarkan betapa pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang di perairan Makassar.

Toyota Astra Motor memang menggandeng Pemerintah Kota Makassar, dan Kalla Toyota sebagai founder dealer Toyota di Sulawesi Selatan, serta Yayasan Makassar Skalia guna menyediakan sebuah fasilitas yang bisa menanamkan kesadaran betapa pentingnya menjaga terumbu karang sekaligus memupuk pengetahuan mengenai budaya maritim.

Kapal tersebut kemudian melaju sekira sejauh sembilan kilometer selama satu jam dari Losari. Namun di tengah perjalanan, cuaca cerah berubah mendung dan turun hujan sehingga perjalanan diputuskan hanya akan mengelilingi pulau kecil tersebut kemudian berbalik arah kembali ke Losari.

Sepanjang perjalanan disertai hujan, para pewarta bukannya berteduh di dalam kapal melainkan menikmati pemandangan yang jarang ditemui di kota besar. Langit senja yang memerah begitu jelas terlihat dari atas kapal pinisi.

Setelah hujan, muncul pelangi di sebelah selatan serta langit senja yang semakin merona memberikan kesan romantis dari atas kapal pinisi.

Tidak banyak percakapan yang terdengar dari para penumpang di kapal itu, mereka duduk di pinggir dan di dek atas kapal sambil memandang laut yang terhampar dan langit yang semakin senja. Sebagian lainnya mengabadikan momen itu menggunakan kamera atau berswafoto dengan latar belakang kapal dan laut.

Tidak terasa pada pukul 17.30 WITA, tulisan besar "Pantai Losari" kembali terlihat menandakan perjalanan telah berakhir.

Frans Ihutan Budianto, Corporation Planning and Legal General Manager PT TAM, mengatakan kapal itu akan digunakan setiap hari untuk warga Makassar. Pada Senin sampai Jumat digunakan pelajar yang sudah dijadwal bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, sedangkan pada akhir pekan boleh digunakan wisatawan dan masyarakat umum.

"Target kami, pinisi ini akan kami operasikan Senin sampai Minggu. Akhir pekan untuk umum, Senin-Jumat untuk pendidikan. Di atas kapal akan ada edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem laut. Anak sekolah bisa mendengarkan audio visual untuk pembelajaran. Materinya disesuaikan dengan kurikulum sekolah," kata Frans di Makassar.

Program yang memakan biaya Rp 2 miliar untuk kapal pinisi itu juga melibatkan para mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar dan Yayasan Makassar Skalia untuk memantau dan melestarikan terumbu karang.

"Kami memang melibatkan banyak pihak, mulai dari yayasan, universitas hingga pemerintah serta melibatkan Dinas Pendidikan karena mereka yang punya mekanisme untuk menjangkau pelajar," tuturnya.

Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, mengatakan TAM memberikan bantuan dan merancang program agar keberadaan kapal lebih berdaya guna karena disertai fasilitas edukasi budaya kemaritiman dan konservasi lingkungan bagi pelajar dan generasi muda Kota Makassar.

"Dan ini adalah potensi yang perlu terus ditingkatkan dalam mewujudkan visi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di lautan seperti pembangunan Poros Maritim yang menjadi program pemerintahan," ucap Henry.

"TAM berharap program Pinisi Bagi Negeri ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan mandiri, serta didukung semua pihak," pungkas Henry Tanoto.

(Baca: Pinisi Bagi Negeri, cara Toyota Astra Motor lestarikan terumbu karang)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017