Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara masih menunggu keputusan pemerintah mengenai rencana pembelian pesawat tempur jenis Su-35 (NATO: Flanker-E) buatan Sukhoi dari Rusia.
"Kita masih menunggu, yang jelas kami sudah menyampaikan terkait kebutuhan TNI Angkatan Udara, dan kami menunggu keputusan tentang rencana pembelian S-35," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjawab pertanyaan Antara di Jakarta, Jumat.
Usai memberikan sertifikat penghargaan Welldone kepada dua penerbang jet tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, KSAU mengatakan TNI Angkatan Udara sudah melakukan persiapan, mulai dari sumber daya manusia (pilot hingga teknisi) hingga rencana penambahan shelter.
"Konversi penerbang F-5 ke Sukhoi juga telah dilaksanakan, dan hampir selesai," katanya.
Indonesia berniat membeli 10 unit pesawat tempur jenis Su-35 (NATO: Flanker-E) buatan Sukhoi dari Rusia untuk menggantikan armada F-5E Tiger II TNI-AU yang sudah uzur.
Pesawat tempur Rusia itu menyingkirkan para pesaing yang sebelumnya telah ditawarkan ke Indonesia seperti Lockheed Martin F-16V, Eurofighter Typhoon, dan JAS32 Grippen.
Pengadaan Su-35 termasuk dalam program jangka dekat TNI Angkatan Udara. Dalam pengadaan jangka dekat, TNI Angkatan Udara melengkapi pesawat T-50 Golden Eagle dengan radar dan persenjataannya.
Selain itu, dalam pengadaan pesawat tempur fokus TNI Angkatan Udara adalah melengkapi tipe yang ada, bukan menambah tipe baru, jadi melengkapi yang armada tempur udara yang digunakan saat ini seperti F-16, Sukhoi, dan T-50. Hawk 100/200 kemungkinan besar akan diganti oleh T-50, tapi varian A-50 (FA-50).
Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017