Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan penghargaan sertifikat "Welldone" kepada dua penerbang tempur pesawat Sukhoi (SU-30) MK2, Letkol Pnb Anton Pallaguna dan Lettu Pnb Ahmad Finandika.

Pemberian penghargaan itu dilakukan di Markas Besar (Mabes) TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.

Kedua kru itu mendapatkan penghargaan lantaran berhasil mendaratkan kembali pesawat SU-30 MK2 saat terjadi accident bird strike (mesinnya kemasukan burung), sehingga menyebabkan satu mesin mati saat gladi bersih peringatan HUT Ke-71 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada 7 April lalu.

"Saya berikan apresiasi kepada personel Skadron Udara 11 Lanud Hasanudin, Makassar atas tindakan yang tepat dan berani pada saat gladi bersih HUT Ke-71 TNI AU, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," kata KSAU.


Baca juga: (Sukhoi dan F-16 unjuk kekuatan kepada Jokowi)


Disinilah profesionalisme para penerbang diuji dengan melakukan tindakan penyelamatan yang dilakukan terhadap alutsista pesawat Sukhoi 30 MK2, ujar Marsekal Hadi Tjahjanto.

Oleh karena itu, kepada Letkol Pnb Anton Palaguna dan Lettu Pnb Ahmad Finandika, KSAU mengucapkan terima kasih atas keberhasilannya menyelamatkan diri berikut alutsista yang dioperasikan, sehingga terhindar dari kejadian yang lebih buruk.

"Ingat, kejadian tersebut bukan karena kehebatan yang dimiliki, tetapi karena Allah SWT, maka kalian terhindar dari malapetaka. Syukuri, sekaligus jadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran yang berharga dan bagikan pengalaman itu kepada air crew sehingga profesionalisme penerbang TNI AU terus meningkat," kata KSAU.

Baca Juga : TNI AU tunggu keputusan soal pembelian Su-35

Hadi berharap itu dapat memberikan motivasi yang baik kepada seluruh personel TNI AU untuk terus mengembangkan dan mengasah kemampuan yang telah dimiliki agar menjadi profesional sesuai bidang tugasnya.

Mantan Irjen Kemhan ini juga mengucapkan terima kasih kepada Pangkoopsau II dan Komandan Lanud Hasanudin, Makassar yang telah berhasil membina satuannya, sehingga alutsista yang dipercayakan dan didukung oleh kualitas personel yang memadai.

Menurut dia, tindakan kedua penerbang Sukhoi itu patut diacungi jempol karena tindakannya dalam menyelamatkan diri dan alutsista TNI AU tidak lah mudah.

"Kesulitannya sangat tinggi. Kalau tidak memiliki kemampuan yang profesional, sangat sulit untuk melakukannya. Mereka terbang dan mendarat dengan satu mesin," tuturnya.

Ia menjelaskan, peristiwa itu terjadi ketika pesawat telah lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma, kemudian terdengar suara yang cukup keras. Melihat kondisi itu, pilot langsung mematikan mesin pesawat yang mengalami gangguan.

"Tindakannya tepat sekali dengan mematikan satu mesin. Kalau tidak segera dimatikan akan berbahaya mengingat bahan bakar masih penuh. Ini sesuai dengan SOP. Oleh karenanya, kita kasih penghargaan tertinggi, welldone," kata KSAU.

Pilot Sukhoi 30 MK2, Letkol Pnb Anton Pallaguna menambahkan, pada saat start engine, pesawat dalam kondisi normal. Namun setelah take off, sekitar 700 feet ada sesuatu yang menabrak di mesin bagian kiri dan terdengar beberapa kali ledakan.

"Melihat kondisi itu, saya langsung mematikan mesin. Saya tanya pilot yang di belakang, apakah mesin sebelah kiri mati? Sementara mesin sebelah kanan mengalami fluktuasi di monitor. Akhirnya, saya memutuskan untuk mematikan mesin dan membuang sebagian bahan bakar untuk mengantisipasi terjadinya ledakan yang sangat berbahaya," katanya.

Dirinya berusaha untuk mendaratkan pesawat dengan aman mengingat banyak pemukim warga di sekitar Lanud Halim Perdanakusuma. Tak hanya itu, banyak pesawat yang berada di run way untuk mengantri giliran take off karena sedang dilakukan latihan.

"Kalau saya eject (kursi pelontar), maka akan berbahaya bagi keselamatan warga dan orang yang berada di sekitar Lanud. Saya katakan, mayday...mayday...agar orang yang berada di bawah segera meninggalkan landasan pacu. Setelah berputar selama 3,5 putaran dengan ketinggian 1200 feet, akhirnya kami berhasil mendarat dengan selamat," kata Anton.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017